Monday 19 August 2013

Cinta Kotak Pensil


Namaku Jingga, aku adalah pensil yang baru saja dibeli 3 hari yang lalu. Entah kenapa aku selalu suka untuk menyebut namaku sendiri "Jingga", seperti menari-nari di sore hari. Dan seketika benci jika di panggil "nJing!" Sial. Aku tinggal di dalam kotak pensil warna biru yang centil ini. Di sini aku pendatang baru. Sebelumnya sudah ada dua bolpoin dan satu penghapus karet. Bolpoin yang hitam namanya jono dan yang biru bernama joni, mereka adalah saudara kembar. Si penghapus namanya roni, dia paling muda disini. Aku dibeli setelah pensil sebelumya hilang dipinjam orang tidak kembali.

Ini adalah tahun ajaran baru, hari pertama aku di bawa ke sekolah. Berdebar-debar rasaku seperti anak kecil yang baru masuk SD, menangis bila di tinggal oleh orang tua mereka. Untung ada jono, joni, dan roni bersamaku. Jono yang paling tua dari kami berkata, "Jing, tenangkan dirimu. Biasanya hari pertama sekolah itu belum ada pelajaran, jadi kita masih aman di dalam kotak pensil ini". Kata-kata Jono melegakanku. Kulihat Joni tersenyum di pojok kotakan. Tak seperti kakaknya, dia adalah orang yang pendiam dan hanya tersenyum jika dia tak ingin berbicara apa-apa. Dingin. Tak terasa hari pertamaku selesai dan malam ini akan menjadi waktu yang sangat menyenangkan bagiku. Karena aku tidak akan mungkin digunakan untuk menulis malam ini. Pemilikku adalah orang yang pemalas. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama joni saja. Sejak pertama kali mengenalnya, sepertinya aku jatuh cinta padanya. Bribik ahh. ha ha

Jam 5 pagi, matahari bekerja membangunkan seisi kotak yang lelap. "Jing, bangun jing. Sudah pagi. Mandi sana, sebentar lagi berangkat ke sekolah". Joni membangunkanku. Dengan berat mata aku meninggalkan tempat tidurku menuju depan tv. "Spongebob Time" apakah kau siap untuk bersenang-senang hari ini? aku siap, bagaimana denganmu? aku siap, bagaimana denganmu? aku siap, bagaimana denganmu? Sementara yang lain sudah rapi, aku masih bermalas-malasan di depan tv. "Jing, mandi!" Teriak Jono. "Iya No, aku mandi" Jawabku sambil menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi tiba-tiba aku sudah di sekolah. Aku melihat orang-orang dari kontak pensil lain sudah sibuk menulis oleh pemiliknya. Pemilikku masih saja nyingkruk di atas bangku, jika kulihat matanya sepertinya dia masih mengantuk. Bu guru datang, jam pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Aku merasa senang, karena saya pikir Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang banyak menulis. Sudah ingin sekali menari-nari diatas kertas buku. Pemilik membuka rumah kami, Jono yang diambil. "Ayo semangat Jono!" Teriak kami di dalam kotak. Pelajaran sedang berjalan, kulihat Jono hanya mengambang diam diatas kertas saja. Kasian sekali Jono, siswa malas ini hanya berpura-pura mencatat apa yang telah diberikan oleh Bu Umi, guru Bahasa Indonesia. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran selanjutnya hingga sekolah sudah sampai di ujung harinya, sementara pendingin ruangan sudah mulai kepasanan dan tak mampu meniupkan nafas dinginnya. Jam terakhir untuk hari hari ini. Kesenian. Pak guru menyuruh semua siswa untuk menggambar bebas. Aku yang keluar dari kotak pensil. Kulihat dunia, kulihat manusia, kulihat semesta. Penulis bingung setelah tokoh utama turun ke dunia untuk pertama kalinya, berhenti berpikir beberapa menit sebelum melanjutkan cerita. Hey, selamat datang dunia izinkan aku hidup di dalam semestamu. Lalu mulailah menggambar, ombak dan senja tercipta dari tangan siswa malas ini. Senang sekali bisa menari-nari bersama mereka, memang ombak dan senja adalah teman setia jingga. Biarkan aku menikmati saat-saat ini, sudah lama sekali aku tak mengunjungi mereka di pantai. Jingga menari di bawah senja, ke kanan dan ke kiri. Kakinya merendah dan meninggi, menyatu bersama ombak dan senja. Tiba-tiba bel berbunyi 4 kali, memaksa Jingga mengakhiri tarinya. Hari ini selesai, waktunya pulang.

Minggu pertama sekolah berjalan biasa-biasa saja seperti biasanya hingga kini telah sampai di minggu berikutnya. Kakak ipar pemilikku datang dari Australia. Dia membawakan pensil baru untuknya, "pensil bule iki". Namanya Bella, dia cantik, berkacamata, kulitnya halus, rambutnya panjang, tapi sedikit gendut. Sejak saat itu dia menjadi primadona di kotakan ini, Bella menjadi pensil kesayangan si pemalas itu. Setiap kali pelajaran di sekolah, dia selalu terpilih untuk menulis. Suasana kotakan pun berubah, Joni sudah tak pernah menyapaku lagi. Hingga pada suatu malam di pojok kotakan, aku melihat Joni tengah berduaan mesra dengan Bella. *kretek, kretek* Ujung pensilku patah, lalu aku berlari masuk ke dalam kamarku. Sakit hati. Lalu Jono datang menghampiriku, memelukku, semankin kencang tangisku. "Sudahlah jing, jangan bersedih. Masih ada yang lebih setia, lebih sempurna darinya". "Tapi ini sakit Jon!"

Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa ini
Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa

Berharap seribu kasih
Namun kini, punahlah sudah
Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa
(White Shoes & the Couples Company - Bersandar).

Malam berlalu, mentari yang belia telah terlahir di pucuk randu. Aku masih tak mau meninggalkan kapukku, tak ada asmara pagi ini. Jam dinding terus melaju hingga sampai di angka 7. Kami sudah di sekolah, pelajaran seperti biasanya. Tapi aku sudah tak pernah lagi turun ke dunia. Sementara Joni dan Bella bersama sama menuju semesta mereka berdua. Hanya ada aku dan Jono di sini, dan satu lagi penghapus karet yang tak punya peran di dalam cerita ini. Jono selalu setia menemaniku, menghiburku, memberikan semua yang aku butuhkan. Kasih sayang. Lama-lama aku jatuh cinta padanya, dia adalah sesosok orang yang dewasa. Tahu bagaimana ia harus menempatkan dirinya di dalam ruang dan waktu dimana dia berada. Jono telah mengubur masa laluku, menutupnya dengan cinta dan kasih sayang yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Akhir cerita kami bahagia bersama.

Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan slalu memujamu

Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna.. Sempurna..

Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
(Gita Gutawa - Sempurna)

Tunggu dulu, aku akan memberikan peran untuk Roni penghapus karet. Seperti takdirnya hidup di dunia, biarkan ia menghapus cerita ini, biarkan ia menghapus semua tulisan yang kau baca dari cerita ini. Jadi setelah membaca tulisan ini kau seperti tak pernah membaca cerita ini. "Jangan terlalu banyak membaca, membuat kepala pusing saja". ha ha :D

"Banyak orang di luar sana yang lebih baik dari pasanganmu, lalu kamu menjadi ragu. Kamu pikir kamu bisa mendapatkan yang lebih baik? kamu lupa, banyak orang yang lebih baik dari kamu, tapi dia memilihmu". (Jono)

Cerita karya: Bondan Pangethi
Soundtrack: White Shoes & the Couples Company - Bersandar
                   Gita Gutawa - Sempurna

No comments:

Post a Comment