Saturday 18 May 2013

Teman Di Antara Hujan

hujan..
biarkan jatuh di perut malam
bukankah kita telah kehilangan seorang teman?
tidak! ia menjelma mendung hitam yang luluh menjadi hujan
kini ia telah nyata membasahi kita bukan?
tapi, apa maksud dari semuanya..

05-13

Thursday 2 May 2013

KAUTAMANING LAKU



Yang lama, kita pahami, Yang kini kita mengerti, Kedepan kita sikapi
1. Wong eling ing ngelmu sarak dalil sinung kamurahaning Pangeran.
2. Wong amrih rahayuning sesaminira, sinung ayating Pangeran.
3. Angrawuhana ngelmu gaib, nanging aja tingal ngelmu sarak, iku paraboting urip kang utama.
4. Aja kurang pamariksanira lan den agung pangapunira.
5. Agawe kabecikan marang sesaminira tumitah, agawea sukaning manahe sesamaning jalma.
6. Aja duwe rumangsa bener sarta becik, rumangsa ala sarta luput, den agung, panalangsanira ing Pangeran Kang Maha Mulya, lamun sira ngrasa bener lawan becik, ginantungan bebenduning Pangeran.
7. Angenakena sarira, angayem-ayema nalarira, aja anggrangsang samubarang kang sinedya, den prayitna barang karya.
8. Elinga marang Kang Murbeng Jagad, aja pegat rina lan wengi.
9. Atapaa geniara, tegese den teguh yen krungu ujar ala.
10. Atapaa banyuara, tegese ngeli, basa ngeli iku nurut saujaring liyan, datan nyulayani.
11. Tapa ngluwat, tegese mendhem atine aja ngatonake kabecikane dhewe.
12. Aprang Sabilillah, tegese prang sabil iku, sajroning jajanira priyangga ana prang Bratayudha, prang ati ala lan ati becik

SpongeBob SquerePants Theme Song

Are your ready, kids?
Aye, Aye Captain!
I can't hear you! 
AYE, AYE CAPTAIN!!!
Ooooooooooh, 
Who lives in a pineapple under the sea? 
SpongeBob SquarePants 
Absorbent and yellow and porous is he! 
SpongeBob Squarepants 
If nautical nonsense be something you wish 
SpongeBob Squarepants 
Then drop on the deck and flop like a fish 
SpongeBob Squarepants 
SpongeBob Squarepants
SpongeBob Squarepants
SpongeBob Squarepants
SpongeBob... SquarePants..

SAPTA WASITA TAMA PEDOMAN SETIA HATI


A. Tiada maksud mengurangi hak asasi masing-masing penganut suatu agama atau suatu keyakinan/ kepercayaan demi kehidupan kerohanian, SETIA HATI mengajarkan 7 (tujuh) buah dalil yang disebut “SAPTA WASITA TAMA”, yang berbunyi sebagai berikut :
1.      TUHAN menitahkan/menciptakan alam seisinya hanya dengan SABDA. Sebelum di-SABDA (dumadi), alam seisinya ada pada YANG MENYABDA
2.      Setelah alam seisinya “ada” (di-sabda), TUHAN menyertai SABDANYA
3.      Barang siapa meninggalkan “AS“, tergilaslah ia oleh sekelilingnya (lingkungannya).
4.      Barang siapa meninggalkan “keseimbangan“, tergelincirlah ia.
5.      Barang siapa meninggalkan/melupakan “permulaan“, ia tak akan dapat “mengakhirinya“.
6.      Barang siapa mengaku “hasil karya“ menjadi “miliknya“, terbelenggulah ia oleh “lahir-batin“.
7.      Barang siapa selalu melatih “merasakan“ RASANING RASA (merasakan sumber RASA), insya-ALLAH ia akan “kerasa ing ROSING RASA“ (terasa atau merasakan INTI-PUSAT dari RASA atau yang disebut RASA-JATI, Sejatining RASA). Selanjutnya ia akan “karasa kang tanpa sarana SARIRA“ atau dengan kata lain ia akan terasa merasakan tanpa menggunakan (alat prasarana) badan atau tubuh.
B. Jika diamati secara keseluruhan, dalil-dalil SABTA WASITA TAMA itu “diliputi dan diresapi“ oleh “kabut suasana serta kabut cahaya“ (ADANYA) YANG MAHA ESA, di mana “manusia“ sebagai “CIPTAAN TUHAH“ dapat menempatkan dirinya sebagaimana menentukankan sikap diri pribadinya terhadap SANG PENCIPTA di dalam dan dan dalam hubungannya dengan lingkungan.
C. Dalil-dalil SABTA WASITA TAMA perlu diresapkan dan diresapi secara mendalam, disadari arti dan maknanya untuk dihayati dan diamalkan sebagai amal ibadah kita terhadap TUHAN  serta sebagai amal bhakti kita terhadap lingkungan yang berwujud masyarakat, NUSA-BANGSA dan NEGARA.
D. SAPTA WASITA TAMA diajarkan dengan maksud, agar justru dapat membantu memantapkan iman, iman kepada YANG MAHA ESA. Di samping itu pula, agar dapat digunakan sebagai “tongkat“ perjalanan hidup dan dapat memupuk kepercayaan terhadap diri-pribadi dalam menghadapiberbagai tantangan hidup, menghadapi serta mengarungi pasang-surut gelombang kehidupan.