Tuesday 17 September 2013

Desemberan

Woow Simak #PandaiBesi, Efek Rumah Kaca...

Bagi yang belum membeli CD atau yang belum pernah mendengar lagu-lagu Pandai Besi album Daur Baur bisa streaming dengan alamat di bawah ini:
http://efekrumahkaca.net/en/news/erk-s-latest-news/item/744-free-download-single-pandai-besi-laki-laki-pemalu-dan-full-streaming-album-daur-baur#.Ujf0hn-4Efk

Efek Rumah Kaca telah menjelma menjadi Pandai Besi dengan tambahan personil baru yakni Poppie Airil, Andi Hans, Dika, Natasha Abigail, Muhammad Asra Nur, dan Irma Hidayana selain personil dari Efek Rumah Kaca sendiri yaitu Cholil Mahmud, Adrian Yunan Faisal dan Akbar Bagus Sudibyo. Mereka mengaransemen ulang lagu-lagu ERK dengan Instrument yang lebih riuh dan berwarna dari versi aslinya. Mereka baru saja menyelesaikan rekaman di studio musik Lokananta Solo beberapa bulan yang lalu. Studio tertua di Indonesia.

Minggu, 15 September 2013 Pandai Besi "Konser Daur Baur" The Carnaval 6th Anniversary of ROWN DIVISION di GOR Manahan Solo. Ini adalah kali ke dua saya simak Pandai Besi, Efek Rumah Kaca setelah beberapa bulan lalu mereka bernyanyi di Jogja. Berbeda dengan saat pertama menyaksikan Cholil dkk, ketika belum pernah mendengar lagu-lagu Daur Baur dan hanya bisa diam, mengambang di dalam lagu-lagu yang mereka bawakan. Kali ini aku bisa benyanyi dan menari di antara ambang dan fantasi yang mereka ciptakan, melalui instrument-instrument yang melengking, merendah, meninggi, dengan komposisi yang jelas dan nyaman untuk dinikmati.

Dan Pandai Besi dipanggil oleh pembawa acara sekaligus menjadi band penutup acara ulang tahun ROWN itu. Mereka membawa 9 lagu dari Album Daur Baur, Pandai Besi. Masih dengan gaya khas yang malu-malu, Cholil menjelaskan sedikit tentang proyeknya di Pandai Besi dan proses rekaman mereka di Lokananta. Tanpa basi basi dan banyak omong, Cholil langsung mengenjreng gitarnya.








"Debu-debu Berterbangan" Menjadi lagu pembuka di acara itu. Sikatt..
demi masa sungguh kita tersesat
sungguh kita terhisap
sungguh kita tersesat

pada saatnya nanti
tak bisa bersembunyi
kitapun menyesali
kita merugi

Lagu pembuka, pikiran penonton dibuat kosong, agar bisa masuk ke dalam semacam ilusi yang mereka ciptakan. Mungkin seperti itulah yang saya rasakan saat itu.

Lagu kedua "Hujan Jangan Marah"
lihatkah? aku pucat pasi,
sembilu hisapi jemari
setiap ku peluk menangisi
yang sedih aku letih

dengarkah? jantungku menyerah,
terbelah di tanah merah
gelisah dan suka bertanya
pada musim kering

melemah dan melemah, oh hujan jangan marah

Sudah mulai mengambang di dalam suasana. Menyeret diri pada musim hujan yang sedang marah, tiada habis menghajar Indonesia. Banjir. Manusia berjalan merangkak menuju hujan lalu berkata, "Hujang jangan marah!"

Selanjutnya "Jalang"
siapa yang berani bernyanyi akan dikebiri
siapa yang berani menari kan dieksekusi
karena mereka beda misi, mereka paling suci
lalu mereka bilang, bilang kami jalang

"Melancholia"
tersungkur di sisa malam
kosong dan rendah gairah
puisi yang romantik
menetes dari bibir

murung itu sungguh indah..
melambatkan butir darah

nikmatilah saja kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi
kelesuan ini jangan lekas pergi
aku menyelami sampai lelah hati

Jomblo? LDR? HTS? ini lagu yang indah, menusuk-nusuk, membawa masuk ke dalam alunan lagu, menghiburmu di antara sepi dan sedih yang menjadi hari-harimu. Lagu yang sejenak akan membuatmu tegar. Nikmatilah saja kegundahaamu

"Desember"
selalu ada yang berbyanyi dan berelegi
dibalik awan hitam
semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
menanti seperti..
menanti seperti pelangi
setia menunggu hujan reda

aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember
di bulan desember

sampai nanti ketika hujan tak lagi
menteskan duka meretas luka
sampai hujan memulihkan luka

Ini adalah lagu yang paling di tunggu. Dari Jogja desemberan di Manahan. Bulu-bulu di tangan ikut berdiri menikmati lagu ini. Lalu mataku tersenyum melihat dua wanita vokal latar menari-nari, tangannya kesana sini tak terkendali sambil bernyanyi "aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember" berunglang kali. Satu lagu yang panjang walau ini bukan musim hujan, namun Pandai Besi mampu menghadirkan suasana bulan desember bermain hujan. Ini memang lagu tentang hujan, aku suka hujan. Seperti pelangi, setia menunggu hujan reda


"Laki-laki Pemalu"
nanti malam kan ia jerat rembulan
disimpan dalam sepi hingga esok hari
lelah, lelah berpura-pura, lelah bersandiwara
esok pagi kan seperti hari ini

menyisakan duri, menyisakan perih, menyisakan sunyi..

Bercerita tentang seorang laki-laki yang malu, menyimpan malu. Perasaan yang malu untuk diungkapkan, kepada sang gadis yang mungil. Gadis yang sangat perhatian padanya. membuatkan kopi, dan membawaknya makanan setiap pagi. Malam-malam kan ia jerat rembulan, disimpan dalam sunyi, di dalam mimpi tidur malam hari. Hingga lelah berpura-pura, bersandiwara, ternya sang gadis bersama laki-laki lain. PHP iki critane.

"Jangan Bakar Buku"
karena setiap lembarnya, mengalir berjuta cahaya
karena setiap aksara, membuka jendela dunia

karena setiap abunya, membangkitkan dendam yang reda
karena setiap dendamnya, menemukan hasutan baka

Jangan lupa membaca! Lagu yang sangat empuk di telinga

Dan terakhir dari Pandai Besi. "Di Udara"
ku bisa tenggelam di lautan
aku bisa diracun di udara
aku bisa dibunuh di trotoar jalan

tapi aku tak pernah mati
tak akan berhenti

ku bisa dibuat menderita
aku bisa dibuat tak bernyawa
dikursi-listrikkan ataupun ditikam

Lagu ini dinyanyikan dengan sangat merdu, ditujukan untuk demonstran kita yang tak pernah dilupakan perjuangannya. Munir. Dengan dipimpin oleh Cholil sebagai vokal, semua sedang mengenang Munir dalam lagu Di Udara saat itu. Berjamaah memanjatkan doa. *Khusuk

Sudah habis 9 lagu dari album Daur Baur, sekarang saatnya Efek Rumah Kaca..
Sambil tersenyum malu-malu Cholil berkata, "Sekarang gantian ya yang nyanyi". Langsung genjreng lagu "Kenakalan Remaja di Era Informatika".
senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kenama

ohh..nafsu menderu-deru
bikin malu..

rekam dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
ketika birahi yang juara
etika dibuang entah kemana

apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dewasa 


Lagu kedua "Balerina"
hidup bagai balerina
gerak maju berirama
detaknya dimana-mana
seperti udara..
hidup bagai balerina 

menghimpun energi, mengambil posisi
menjejakkan kaki, meniti temali
merendah, meninggi..
rasakan api, konsentrasi

biar tubuhmu berkelana
lalui kegelisahan
mencari keseimbangan
mengisi ketiadaan
di kepala dan di dada

hidup terasa begitu lentur

raba tekstur, ciptakan gestur
berjingkat tidak teratur
seperti melentur
hidup terasa begitu lentur

Lagu terakhir "Cinta Melulu"
nada-nada yang minor
lagu perselingkuhan
atas nama pasar semua begitu klise

elegi patah hati
ode pengusir rindu
atas nama pasar semua begitu banal

lagu cinta melulu
kita memang benar-benar melayu
suka mendayu-dayu

lagu cinta melulu
apa karna kuping melayu
suka yang sendu-sendu


Konser selesai, pulang ke jogja..masih terngiang-ngiang di jalan, di atas stir sepeda motor. Hiburan yang sangat menghibur..Apa kabar JKT48? JCK wi iyoo

*maaf bila ada penulisan nama atau lirik-lirik yang salah dan juga jika ada tulisan yang tidak berkenan.

No comments:

Post a Comment