Thursday 2 May 2013

SAPTA WASITA TAMA PEDOMAN SETIA HATI


A. Tiada maksud mengurangi hak asasi masing-masing penganut suatu agama atau suatu keyakinan/ kepercayaan demi kehidupan kerohanian, SETIA HATI mengajarkan 7 (tujuh) buah dalil yang disebut “SAPTA WASITA TAMA”, yang berbunyi sebagai berikut :
1.      TUHAN menitahkan/menciptakan alam seisinya hanya dengan SABDA. Sebelum di-SABDA (dumadi), alam seisinya ada pada YANG MENYABDA
2.      Setelah alam seisinya “ada” (di-sabda), TUHAN menyertai SABDANYA
3.      Barang siapa meninggalkan “AS“, tergilaslah ia oleh sekelilingnya (lingkungannya).
4.      Barang siapa meninggalkan “keseimbangan“, tergelincirlah ia.
5.      Barang siapa meninggalkan/melupakan “permulaan“, ia tak akan dapat “mengakhirinya“.
6.      Barang siapa mengaku “hasil karya“ menjadi “miliknya“, terbelenggulah ia oleh “lahir-batin“.
7.      Barang siapa selalu melatih “merasakan“ RASANING RASA (merasakan sumber RASA), insya-ALLAH ia akan “kerasa ing ROSING RASA“ (terasa atau merasakan INTI-PUSAT dari RASA atau yang disebut RASA-JATI, Sejatining RASA). Selanjutnya ia akan “karasa kang tanpa sarana SARIRA“ atau dengan kata lain ia akan terasa merasakan tanpa menggunakan (alat prasarana) badan atau tubuh.
B. Jika diamati secara keseluruhan, dalil-dalil SABTA WASITA TAMA itu “diliputi dan diresapi“ oleh “kabut suasana serta kabut cahaya“ (ADANYA) YANG MAHA ESA, di mana “manusia“ sebagai “CIPTAAN TUHAH“ dapat menempatkan dirinya sebagaimana menentukankan sikap diri pribadinya terhadap SANG PENCIPTA di dalam dan dan dalam hubungannya dengan lingkungan.
C. Dalil-dalil SABTA WASITA TAMA perlu diresapkan dan diresapi secara mendalam, disadari arti dan maknanya untuk dihayati dan diamalkan sebagai amal ibadah kita terhadap TUHAN  serta sebagai amal bhakti kita terhadap lingkungan yang berwujud masyarakat, NUSA-BANGSA dan NEGARA.
D. SAPTA WASITA TAMA diajarkan dengan maksud, agar justru dapat membantu memantapkan iman, iman kepada YANG MAHA ESA. Di samping itu pula, agar dapat digunakan sebagai “tongkat“ perjalanan hidup dan dapat memupuk kepercayaan terhadap diri-pribadi dalam menghadapiberbagai tantangan hidup, menghadapi serta mengarungi pasang-surut gelombang kehidupan.

No comments:

Post a Comment