Friday 30 August 2013

Di Mahameru

jalan setapak menuju mahameru
kutapaki menuju kematianku
orang-orang dibangunkan dari tidur panjangnya
bangkit menuju hamparan semesta tiada pandang
cahaya bulan menjadi remang-remang
bintang-bintang menjadi buram
angin berhembus kencang, sudah siap mati kan?
kalimati-arcopodo masih banyak kehidupan
nikmatilah hidupmu, duduk sejenak, makan roti dan meneguk air
setelah itu matamu akan melihat batas vegetasi
batas antara hidup dan mati
kau hanya akan bisa berjalan merangkak menggendong dosa
ini hanya soal hati yang bersih kata ibu
debu-debu beterbangan kanan kiri sudah jurang
semakin menuju puncak, semakin berat langkah kaki
jika seperti ini pada siapa kita akan mohon pertolongan
di sana aku melihat seluruh seisi semesta
pada mahameru aku bertanya,
kenapa aku masih hidup di dalam kematian?
hidup memang tak cuma sekali
setelah matipun masih ada kehidupan
yang abadi...

agustus 2013

Di Kalimati

edelweis, bunga abadi
aku selalu ingin berada diantaramu
menghirup wangi kembang mungilmu dalam pelukan sang kabut
pada sinar senja dan langit jingga yang merindukan malam

edelweis, bunga kasih
aku selalu ingin mencintaimu
bercengkrama belaian lembut bunga bunga kecil yang bermekaran
meresapi angin yang menyelimuti dingin di lembah manismu

edelweis, bunga yang bahagia
berdiri di bawah puncak mahameru
menari dan beryanyi di atas awan, di negeri awan
menyambut pendaki yang haus dan lapar, kau ganjal perut mereka

edelweis...

ijinkan aku abadi bersamamu
ijinkan aku menjadikanmu kekasihku
ijinkan aku berbahagia denganmu
setelah ini aku akan menghadapi kematian, menuju mahameru

agustus 2013

Thursday 29 August 2013

Di Ranu Kumbolo

akhirnya waktumu datang menjemput waktuku
hari yang tak terencana akankah menjadi hari yang biasa saja?
sementara namamu yang ku bawa terasa lebih berat dari sebelumnya
lebih berat dari nama nama bapak dan ibuku
matahari sudah memulai pelariannya
sayup sayup ranu kumbolo tertiup angin di sore hari
adalah nyanyian alam yang paling lirih saat itu
bersama tarian rumput rumput di padang savana
sungguh semesta telah menghiburku senja itu
dan malam akan terasa lebih lama dari malam yang biasanya
malam, jangan kau panggil terang jika aku tak mampu mengalahkan dinginmu
biarkan aku membeku diantara tenda dan carier yang kosong ini
dalam sendiri yang sepi berdiri, berjalan tanpa kekasih
hingga aku tahu, bahwa aku telah menaklukkan malam ini 
ranu kumbolo, ajarkan padaku bagaimana tabah itu
seperti kau yang selalu tersenyum walau kabut menyelimuti wajahmu
telah kau jadikan kabut menjadi temanmu
pelan pelan turun, sesekali menjadi hujan, sesekali menjadi salju
berbahagialah ranu kumbolo, berbahagialah diriku

agustus 2013


Thursday 22 August 2013

Pengantar Semeru

Sebuah Tanya - Gie

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku
Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap kau dekaplah lebih mesra, lebih dekat
Apakah kau masih akan berkata
Kudengar derap jantungmu
Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta
Haripun menjadi malam kulihat semuanya menjadi muram
Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti
Seperti kabut di pagi itu
Manisku, aku akan jalan terus membawa kenangan-kenangan
Dan harapan-harapan bersama hidup yang begitu biru

Selasa, 1 April 1969
(dari film Gie)

Monday 19 August 2013

Cinta Kotak Pensil


Namaku Jingga, aku adalah pensil yang baru saja dibeli 3 hari yang lalu. Entah kenapa aku selalu suka untuk menyebut namaku sendiri "Jingga", seperti menari-nari di sore hari. Dan seketika benci jika di panggil "nJing!" Sial. Aku tinggal di dalam kotak pensil warna biru yang centil ini. Di sini aku pendatang baru. Sebelumnya sudah ada dua bolpoin dan satu penghapus karet. Bolpoin yang hitam namanya jono dan yang biru bernama joni, mereka adalah saudara kembar. Si penghapus namanya roni, dia paling muda disini. Aku dibeli setelah pensil sebelumya hilang dipinjam orang tidak kembali.

Ini adalah tahun ajaran baru, hari pertama aku di bawa ke sekolah. Berdebar-debar rasaku seperti anak kecil yang baru masuk SD, menangis bila di tinggal oleh orang tua mereka. Untung ada jono, joni, dan roni bersamaku. Jono yang paling tua dari kami berkata, "Jing, tenangkan dirimu. Biasanya hari pertama sekolah itu belum ada pelajaran, jadi kita masih aman di dalam kotak pensil ini". Kata-kata Jono melegakanku. Kulihat Joni tersenyum di pojok kotakan. Tak seperti kakaknya, dia adalah orang yang pendiam dan hanya tersenyum jika dia tak ingin berbicara apa-apa. Dingin. Tak terasa hari pertamaku selesai dan malam ini akan menjadi waktu yang sangat menyenangkan bagiku. Karena aku tidak akan mungkin digunakan untuk menulis malam ini. Pemilikku adalah orang yang pemalas. Aku ingin menghabiskan malam ini bersama joni saja. Sejak pertama kali mengenalnya, sepertinya aku jatuh cinta padanya. Bribik ahh. ha ha

Jam 5 pagi, matahari bekerja membangunkan seisi kotak yang lelap. "Jing, bangun jing. Sudah pagi. Mandi sana, sebentar lagi berangkat ke sekolah". Joni membangunkanku. Dengan berat mata aku meninggalkan tempat tidurku menuju depan tv. "Spongebob Time" apakah kau siap untuk bersenang-senang hari ini? aku siap, bagaimana denganmu? aku siap, bagaimana denganmu? aku siap, bagaimana denganmu? Sementara yang lain sudah rapi, aku masih bermalas-malasan di depan tv. "Jing, mandi!" Teriak Jono. "Iya No, aku mandi" Jawabku sambil menuju kamar mandi. Keluar dari kamar mandi tiba-tiba aku sudah di sekolah. Aku melihat orang-orang dari kontak pensil lain sudah sibuk menulis oleh pemiliknya. Pemilikku masih saja nyingkruk di atas bangku, jika kulihat matanya sepertinya dia masih mengantuk. Bu guru datang, jam pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Aku merasa senang, karena saya pikir Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang banyak menulis. Sudah ingin sekali menari-nari diatas kertas buku. Pemilik membuka rumah kami, Jono yang diambil. "Ayo semangat Jono!" Teriak kami di dalam kotak. Pelajaran sedang berjalan, kulihat Jono hanya mengambang diam diatas kertas saja. Kasian sekali Jono, siswa malas ini hanya berpura-pura mencatat apa yang telah diberikan oleh Bu Umi, guru Bahasa Indonesia. Begitu juga dengan pelajaran-pelajaran selanjutnya hingga sekolah sudah sampai di ujung harinya, sementara pendingin ruangan sudah mulai kepasanan dan tak mampu meniupkan nafas dinginnya. Jam terakhir untuk hari hari ini. Kesenian. Pak guru menyuruh semua siswa untuk menggambar bebas. Aku yang keluar dari kotak pensil. Kulihat dunia, kulihat manusia, kulihat semesta. Penulis bingung setelah tokoh utama turun ke dunia untuk pertama kalinya, berhenti berpikir beberapa menit sebelum melanjutkan cerita. Hey, selamat datang dunia izinkan aku hidup di dalam semestamu. Lalu mulailah menggambar, ombak dan senja tercipta dari tangan siswa malas ini. Senang sekali bisa menari-nari bersama mereka, memang ombak dan senja adalah teman setia jingga. Biarkan aku menikmati saat-saat ini, sudah lama sekali aku tak mengunjungi mereka di pantai. Jingga menari di bawah senja, ke kanan dan ke kiri. Kakinya merendah dan meninggi, menyatu bersama ombak dan senja. Tiba-tiba bel berbunyi 4 kali, memaksa Jingga mengakhiri tarinya. Hari ini selesai, waktunya pulang.

Minggu pertama sekolah berjalan biasa-biasa saja seperti biasanya hingga kini telah sampai di minggu berikutnya. Kakak ipar pemilikku datang dari Australia. Dia membawakan pensil baru untuknya, "pensil bule iki". Namanya Bella, dia cantik, berkacamata, kulitnya halus, rambutnya panjang, tapi sedikit gendut. Sejak saat itu dia menjadi primadona di kotakan ini, Bella menjadi pensil kesayangan si pemalas itu. Setiap kali pelajaran di sekolah, dia selalu terpilih untuk menulis. Suasana kotakan pun berubah, Joni sudah tak pernah menyapaku lagi. Hingga pada suatu malam di pojok kotakan, aku melihat Joni tengah berduaan mesra dengan Bella. *kretek, kretek* Ujung pensilku patah, lalu aku berlari masuk ke dalam kamarku. Sakit hati. Lalu Jono datang menghampiriku, memelukku, semankin kencang tangisku. "Sudahlah jing, jangan bersedih. Masih ada yang lebih setia, lebih sempurna darinya". "Tapi ini sakit Jon!"

Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa ini
Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa

Berharap seribu kasih
Namun kini, punahlah sudah
Bersandar
Menusuk jiwa
Menusuk jiwa
(White Shoes & the Couples Company - Bersandar).

Malam berlalu, mentari yang belia telah terlahir di pucuk randu. Aku masih tak mau meninggalkan kapukku, tak ada asmara pagi ini. Jam dinding terus melaju hingga sampai di angka 7. Kami sudah di sekolah, pelajaran seperti biasanya. Tapi aku sudah tak pernah lagi turun ke dunia. Sementara Joni dan Bella bersama sama menuju semesta mereka berdua. Hanya ada aku dan Jono di sini, dan satu lagi penghapus karet yang tak punya peran di dalam cerita ini. Jono selalu setia menemaniku, menghiburku, memberikan semua yang aku butuhkan. Kasih sayang. Lama-lama aku jatuh cinta padanya, dia adalah sesosok orang yang dewasa. Tahu bagaimana ia harus menempatkan dirinya di dalam ruang dan waktu dimana dia berada. Jono telah mengubur masa laluku, menutupnya dengan cinta dan kasih sayang yang belum pernah aku dapatkan sebelumnya. Akhir cerita kami bahagia bersama.

Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku
Akan slalu memujamu

Disetiap langkahku
Kukan slalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu

Janganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semua
Hanya bersamamu ku akan bisa

Kau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna.. Sempurna..

Kau genggam tanganku
Saat diriku lemah dan terjatuh
Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku
(Gita Gutawa - Sempurna)

Tunggu dulu, aku akan memberikan peran untuk Roni penghapus karet. Seperti takdirnya hidup di dunia, biarkan ia menghapus cerita ini, biarkan ia menghapus semua tulisan yang kau baca dari cerita ini. Jadi setelah membaca tulisan ini kau seperti tak pernah membaca cerita ini. "Jangan terlalu banyak membaca, membuat kepala pusing saja". ha ha :D

"Banyak orang di luar sana yang lebih baik dari pasanganmu, lalu kamu menjadi ragu. Kamu pikir kamu bisa mendapatkan yang lebih baik? kamu lupa, banyak orang yang lebih baik dari kamu, tapi dia memilihmu". (Jono)

Cerita karya: Bondan Pangethi
Soundtrack: White Shoes & the Couples Company - Bersandar
                   Gita Gutawa - Sempurna

Berteriak Merdeka

pada tebing yang mampu berdiri menentang malam
kabut sedang menyelimuti hangatnya bebatuan
sesekali ia turun menjadi hujan
gemerlap kembang api menandai bergantinya hari
suaranya gemuruh bagai tebing yang bernyanyi
"17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita..."
merah putih telah berkibar tinggi di hati kami
pada tebing yang berdiri dipagi hari
inilah nasionalisme kami
pecinta alam indonesia
kepalkan tangan tinggi-tinggi ke angkasa
berteriak Merdeka!! Merdeka!! Merdeka!!

Spikul, 17 Agustus 2013

Sunday 18 August 2013

Menuju Semesta, kita berdua

diantara kau yang lelap di atas sana
aku lebih pagi dari ayam dan matahari
mencoba mengumpulkan kata-kata cinta
dari sisa-sisa rintikan hujan dan suara yang mengambil tidurku
merangkainya satu-satu hingga kudapat kata
"aku sayang padamu"
sementara tebing masih berteman dengan kabut
yang sedikit demi sedikit mulailah turun
membawa kata-kataku, lalu menjelma menjadi wajahku
akan kubisikkan di dalam tidur dan mimpimu
pelan-pelan kuhembuskan di samping telingamu
semoga saja Tuhan setuju denganku
dan tak akan cemburu jika kuputuskan aku akan bersamamu
matahari mulai membuka mata
membangunkan seisi semesta
padanya aku akan membawa cinta kita berdua
selam-selamanya

spikul, agustus 2013

Skenario yang gagal. Harusnya kubacakan puisi ini untukmu, setelah aku menjelaskan semua tentang hubungan ini. Biar romantis di pantai prigi. Tapi aku tidak mau merusak kesenanganmu, bersenang-senanglah dulu dengan senja dan ombak-ombak itu. Bukankah mereka adalah teman yang setia? iya, biarkan mereka menikmati kesenangannya. Lain hari aku akan menemuimu lagi, memastikan bahwa kau adalah milikku *Cinta Melulu* huuuu
korban televisi yang mendayu-dayu

Tuesday 6 August 2013

Buber COROFAMZ

Ini cerita bahagia. Bagaimana cara memulai cerita yang bahagia? Kapan, dimana? mungkin sudah biasa, aku akan memulainya ketika aku membayangkan Tacig memakai baju loreng bermotif macan dan sepatu high heels. Pokonya dandanan ala orkes dangdut Pantura gitu lahh, betapa cantikya ia. *jangan berpikiran negatif*
(satu paragraf kemudian)
Alhamduliallah kami berkumpul lagi. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, buka bersama ini terasa berbeda. Mungkin karena tidak ada nasi kotak, atau karena tikarku yang tertumpah es kopyor dan sial karena harus mencucinya. Ini tahun pertama setelah mereka memulai pelariannya, satu tahun yang rindu, merindu, merindukan, dirindukan dan kerinduan. Benar-benar waktu yang rindu. Di sore menuju senja, satu per-satu teman-teman datang dengan wajah cerita dari kota mereka yang baru. Tentang hal-hal baru yang mereka temukan di tanah brantah mereka. Sambil menikmati senja yang hangat, larut kedalam suasana bahagia hingga magrib pun tiba. "Selamat Berbuka Puasa". 

Maggrib membawa bahagia. Membatalkan puasa dengan minum seadanya. Sederhana. Sementara tante fika masih sibuk menata meja, tuan rumah yang baik. Lanjutkan dengan sholat berjamaah. Di sini hal yang sangat konyol terjadi, bayangkan bocah yang hanya tahu ha ha ha ini menjadi imam sholat berjamaah. Ternyata menyenangkan, mungkin karena mantan yang menjadi jamaahku. Oh jessa oh jessa oh jessa! Ani bertanya, "Siapa Jessa?"
biarkan dia mencari jawabannya sendiri. Selamat makan teman-teman, silahkan menikmati 15 ribu mu. *ehh







Sudah kenyang? mari bercerita.. sambil udud-ududtan juga tak apa, nikmatilah suasanamu. Di bawah langit yang indah terbentang, bintang, dan bulan yang malu-malu bersenandung dengan mereka. Ceritakan semua yang kau punya, mungkin tentang gajah di kebun binatang, atau mungkin tentang mawar di kebun depan rumah. Berikan semua yang kau punya, biar malam menjadi kenangan bersama cerita kita. Sesekali kembali ke masa-masa kita di SMA. Sungguh masa yang tak terlupakan, masa yang tak akan pernah terulang. Kecuali kalau kita sepakat untuk mengulanginya. Jadi orang gede itukan membosankan, sekali-kali bertingkah seperti bayi sepertinya sangat menyenangkan *lupakan. Di sini selalu ada ruang untuk menjadi kenangan, serupa dengan sebuah kamar rahasia. Bukan, ini ruangan yang tak perlu kunci untuk membukannya. Pintu yang tak pernah berubah, dari dulu hingga sekarang masih sama. Masuklah sewaktu-waktu, agar kau bisa mengenang ceritamu. Pintu ini selalu terbuka untukmu.

Rayakan dengan firework. Tapi, kami salah memilih orang. Siapa suruh Ambon yang pergi cari kembang api? tidak ada perintah sudah pergi saja dia. Akhirnya pesta kembang apinya gagal. Dan tak perlu ditulliskan panjang-panjang. Untung tante masih punya petasan, lumayan..

Akhirnya malam memaksa berpamitan, walau sebenarnya kami tak memanggil terang! Kami lanjutkan di Angkringan. Sayonaraa..

*Sesi foto-foto :)







Terima kasih untuk tante Fika beserta keluarga yang telah menyediakan tempat dan merepotkan diri untuk menyiapkan acara buka bersama ini. Terima kasih juga kepada semua teman-teman yang telah menyempatkan hadir. Semoga kita senantiasa di dalam kebersamaan ini hingga usia meninggalkan kita *four L four Y*.

Friday 2 August 2013

Di Angkringan

Di angkringan
Gelas susu bertanya pada lepeknya, "Su, wong-wongan kuwi omong opo to? jancuk banget."
Lepek menjawab, "Embuh su, aku yo ora mudeng. omongan kok koyok siled purel ngunu. menengo wae, ora usah melu-melu.
Lalu datang tahu isi, duduklah ia di samping gelas susu
Wajahnya sedih dengan nasib hidupnya sendiri
Sebuah pertanyaan muncul dari mulutnya
Kenapa aku dilahirkan sebagai tahu isi, bukan daging sapi?
Gelas dan lepek susu hanya diam
Sementara diknas semakin sepi
Hanya terpal biru menari-nari bersama angin malam
Lampu jalanan setia menyinari
Cahayanya yang kuning bagai agustus yang malu
Oleh Indonesia yang sudah merdeka
(Ahh itu urusan pemerintah)
Tahu isi pergi memesan kopi
Ia menikmati hidup pada pahitnya secangkir kopi
Malam berdiri di trotoar menantang dingin oleh anginnya sendiri
Sebenarnya ia rindu pada bulan yang menjadi senyum di mendungnya
Mulai bergejolak diantara penantiannya
Malam masih menunggu hingga matahari menyapa di jam 5
Gelas bertanya, "Ending puisimu kok ngene su?"

Diknas, Agustus 2013

Thursday 1 August 2013

Squad Power Pop Girls

Sore ini sengaja ke Champion Arena karena karena aku ingin melihat dia main futsal bersama Big Family of Mayapada. Futsal antara squad Power Pop Girls MAYAPADA VS Junior Girls Generation, "Kata mbak Eno melalui akun facebooknya". Sepertinya memang pantas dibilang begitu, sungguh wanita-wanita idiots. Senang rasanya bisa melihat dia memakai sepatu adidasku, cantik. hahaha

Sepulang futsal, kami berbuka sirloin lagi di tempat biasa.

Champion Arena, 31 juli 2013

HBD #4 G-Gex 11

mojosemi, 31juli-2agustus 2009

Selamat Ulang Tahun G-Gex #11. Bahagia sekali melihat foto ini, peluk dulu satu-satu (:*). Semoga kita senantiasa dalam hangatnya kebersamaan ini. Senang rasanya bisa mengenal manusia-manusia seperti kalian. Mari kenang lagi masa-masa diklat yang konyol itu. Pilih satu piring atau tiga nasting?

"Kita Rayakan Di Angkringan". Sederhana saja, jauh dari daging dan minuman soda. Kami memilih angkringan tempat biasa kami berkumpul dan bergembira bersama. Sejak kami dilantik menjadi anggota hingga sekarang, diknas selalu menjadi angkringan favorite kita. Entah mengapa, hangat rasanya bila berteduh di sana. Mungkin itulah alasan kenapa kita memilih diknas sebagai tempat perayaan ulang tahun G-Gex yang ke-4. Mari tiup lilin dulu :)



Potong kue!! pelan-pelan bang, di belah bang. Ahhh, di belah bang! Wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan karena senantiasa memberikan rasa gembira dan kehangatan dalam kebersamaan ini. Semoga rasa kebersamaan ini tak pernah luntur termakan usia kita yang semakin tua. Ah sial, tua!



Tak perlu mencuri sepotong roti! Karena sudah dapat dari zaki (termelbi). Selalu makan-makan di setiap perayaan ulang tahun. walau sederhana, tapi kami punya makna yang luar biasa. Selamat menikmati :)


Mari Bersorak Untuk G-Gex. Hip Hip Hooray! Hip Hip Hooray!