Tuesday, 6 August 2013

Buber COROFAMZ

Ini cerita bahagia. Bagaimana cara memulai cerita yang bahagia? Kapan, dimana? mungkin sudah biasa, aku akan memulainya ketika aku membayangkan Tacig memakai baju loreng bermotif macan dan sepatu high heels. Pokonya dandanan ala orkes dangdut Pantura gitu lahh, betapa cantikya ia. *jangan berpikiran negatif*
(satu paragraf kemudian)
Alhamduliallah kami berkumpul lagi. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, buka bersama ini terasa berbeda. Mungkin karena tidak ada nasi kotak, atau karena tikarku yang tertumpah es kopyor dan sial karena harus mencucinya. Ini tahun pertama setelah mereka memulai pelariannya, satu tahun yang rindu, merindu, merindukan, dirindukan dan kerinduan. Benar-benar waktu yang rindu. Di sore menuju senja, satu per-satu teman-teman datang dengan wajah cerita dari kota mereka yang baru. Tentang hal-hal baru yang mereka temukan di tanah brantah mereka. Sambil menikmati senja yang hangat, larut kedalam suasana bahagia hingga magrib pun tiba. "Selamat Berbuka Puasa". 

Maggrib membawa bahagia. Membatalkan puasa dengan minum seadanya. Sederhana. Sementara tante fika masih sibuk menata meja, tuan rumah yang baik. Lanjutkan dengan sholat berjamaah. Di sini hal yang sangat konyol terjadi, bayangkan bocah yang hanya tahu ha ha ha ini menjadi imam sholat berjamaah. Ternyata menyenangkan, mungkin karena mantan yang menjadi jamaahku. Oh jessa oh jessa oh jessa! Ani bertanya, "Siapa Jessa?"
biarkan dia mencari jawabannya sendiri. Selamat makan teman-teman, silahkan menikmati 15 ribu mu. *ehh







Sudah kenyang? mari bercerita.. sambil udud-ududtan juga tak apa, nikmatilah suasanamu. Di bawah langit yang indah terbentang, bintang, dan bulan yang malu-malu bersenandung dengan mereka. Ceritakan semua yang kau punya, mungkin tentang gajah di kebun binatang, atau mungkin tentang mawar di kebun depan rumah. Berikan semua yang kau punya, biar malam menjadi kenangan bersama cerita kita. Sesekali kembali ke masa-masa kita di SMA. Sungguh masa yang tak terlupakan, masa yang tak akan pernah terulang. Kecuali kalau kita sepakat untuk mengulanginya. Jadi orang gede itukan membosankan, sekali-kali bertingkah seperti bayi sepertinya sangat menyenangkan *lupakan. Di sini selalu ada ruang untuk menjadi kenangan, serupa dengan sebuah kamar rahasia. Bukan, ini ruangan yang tak perlu kunci untuk membukannya. Pintu yang tak pernah berubah, dari dulu hingga sekarang masih sama. Masuklah sewaktu-waktu, agar kau bisa mengenang ceritamu. Pintu ini selalu terbuka untukmu.

Rayakan dengan firework. Tapi, kami salah memilih orang. Siapa suruh Ambon yang pergi cari kembang api? tidak ada perintah sudah pergi saja dia. Akhirnya pesta kembang apinya gagal. Dan tak perlu ditulliskan panjang-panjang. Untung tante masih punya petasan, lumayan..

Akhirnya malam memaksa berpamitan, walau sebenarnya kami tak memanggil terang! Kami lanjutkan di Angkringan. Sayonaraa..

*Sesi foto-foto :)







Terima kasih untuk tante Fika beserta keluarga yang telah menyediakan tempat dan merepotkan diri untuk menyiapkan acara buka bersama ini. Terima kasih juga kepada semua teman-teman yang telah menyempatkan hadir. Semoga kita senantiasa di dalam kebersamaan ini hingga usia meninggalkan kita *four L four Y*.

No comments:

Post a Comment