bersama rintik gerimis melintas di depan lampu kota
suatu keindahan waktu yang tersembunyi
menanti siapa saja yang ingin menikmatinya.
Semakin deras, Hujan berkata, "Berteduhlah,
di angkringan pesan kopi dan gorengan.
Biar aku yang menjaga jalan ini."
"Aku sudah memakai mantel dan juga helm,
sepatuku waterproof. Aku siap menjaga malam
meski kau menghalangi pandangan orang-orang
di angkringan, aku sahabat mereka."
Lalu hujan menghantam aspal
menyusup ke dalam selokan
lenyap bersama kesunyian
Langit masih saja mengucurkan air matanya.
Rupanya, sang Atid sedang menangis
karena kehabisan buku dan sore tadi
belum sempat mampir ke toko buku.
Orang angkringan suka rasan-rasan.
Ngawi, 22 Desember 2013
No comments:
Post a Comment