Sunday, 29 September 2013
Wednesday, 25 September 2013
Bahwa setiap tempat adalah sekolah, gunung
Bagiku gunung itu sangat luar biasa. Dia telah mengajarkan kuat sekaligus lemahnya manusia, memberikan pemandangan yang menakjubkan, membuat kagum. Gunung telah mengajarkan bahwa mental yang kuat dapat melampaui fisik yang lemah, bahwa pantang menyerah adalah kunci, dan seberat apapun puncak itu pada akhirnya akan tercapai juga.
Tuesday, 24 September 2013
Wonderful Time
Merapi, gunung ketiga setelah Lawu dan Semeru. Akhirnya ada kesempatan untuk mampir ke puncak merapi, 7 orang dari kelas PJKR-A 2012 dan 1 orang dari UNNES.
Jumat, 20 September 2013. Berangkat dari Jogja sekitas jam 3 sore dengan menggunakan sepeda motor. Jogja-Selo ditempuh dengan waktu 3 jam waktu santai, sampai di desa Selo sekitar pukul 6 sore. Masuk bacecamp lalu Nyenja-nyenja dulu di desa Selo.(1560 mdpl). Desa Selo terletak diantara belahan Merapi dan Merbabu mempunyai pemandangan yang "eksotis" di sore hari, matahari berada di antara pelana merapi dan merbabu. Kembali ke basecamp, registrasi, makan, istirahat, tidur.
Jam 11 malam, bangun, packing-packing barang, start ke puncak. Dari basecamp menuju joglo, perjalanan sekitar 10 menit, jalan masih berupa aspal. Di joglo ini terdapat papan yang bertulisakan NEW SELO, mangkring di atas warung-warung layaknya Hollywood di Amerika sana.
Selanjutnya menuju Pos I, jalur berupa tanah dan jika di musim kemarau akan sangat berdebu, sepanjang perjalanan masih di area ladang penduduk. Jalur selanjutnya dari Pos I ke Pos II berupa bebatuan besar dan masih sedikit berdebu, ditempuh dalam 1,5-2 jam. Aku lagi bejo mungkin, langit sedang terang bulan, tak ada kabut, hanya sedikit angin yang wajar. Selanjutnya Pasar Bubrah 1 jam. Kenapa bernama pasar bubrah? dulu ada pasar, tapi sekarang sudah bubrah terkena erupsi. *mungkin haha. Atau karena hanya ada lembah, angin, batu-batu besar yang berserakan, dan sudah tidak ada vegetasi, bubrah. Dari sini sudah terlihat puncak merapi, jalur kiri ke kawah woro dan yang depan menuju puncak. Jalur berupa pasir dan batu yang setiap saat siap longsor. Dari pasar bubrah ke puncak membutuhkan waktu 1 jam.
Jumat, 20 September 2013. Berangkat dari Jogja sekitas jam 3 sore dengan menggunakan sepeda motor. Jogja-Selo ditempuh dengan waktu 3 jam waktu santai, sampai di desa Selo sekitar pukul 6 sore. Masuk bacecamp lalu Nyenja-nyenja dulu di desa Selo.(1560 mdpl). Desa Selo terletak diantara belahan Merapi dan Merbabu mempunyai pemandangan yang "eksotis" di sore hari, matahari berada di antara pelana merapi dan merbabu. Kembali ke basecamp, registrasi, makan, istirahat, tidur.
Jam 11 malam, bangun, packing-packing barang, start ke puncak. Dari basecamp menuju joglo, perjalanan sekitar 10 menit, jalan masih berupa aspal. Di joglo ini terdapat papan yang bertulisakan NEW SELO, mangkring di atas warung-warung layaknya Hollywood di Amerika sana.
Selanjutnya menuju Pos I, jalur berupa tanah dan jika di musim kemarau akan sangat berdebu, sepanjang perjalanan masih di area ladang penduduk. Jalur selanjutnya dari Pos I ke Pos II berupa bebatuan besar dan masih sedikit berdebu, ditempuh dalam 1,5-2 jam. Aku lagi bejo mungkin, langit sedang terang bulan, tak ada kabut, hanya sedikit angin yang wajar. Selanjutnya Pasar Bubrah 1 jam. Kenapa bernama pasar bubrah? dulu ada pasar, tapi sekarang sudah bubrah terkena erupsi. *mungkin haha. Atau karena hanya ada lembah, angin, batu-batu besar yang berserakan, dan sudah tidak ada vegetasi, bubrah. Dari sini sudah terlihat puncak merapi, jalur kiri ke kawah woro dan yang depan menuju puncak. Jalur berupa pasir dan batu yang setiap saat siap longsor. Dari pasar bubrah ke puncak membutuhkan waktu 1 jam.
Monday, 23 September 2013
Kuliah adus kali Ha Ha
Pameran Radio Lama "LAYANG SWARA"
Rabu, 19 september 2013. Bentara Budaya Yogyakarta.
Merk Radio : BENCE (kiri)
Negara Pembuat : INDONESIA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : NOVIDA (kanan)
Negara Pembuat : BELANDA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : BENCE
Negara Pembuat : INDONESIA
Merk Radio : PHILIPS
Type : BX 617 x
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : BENCE
Negara Pembuat : INDONESIA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Negara Pembuat : INDONESIA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : NOVIDA (kanan)
Negara Pembuat : BELANDA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Gramophone : THORENS
Type : CORONG LUAR
Tahun Pembuatan : 1920
Merk Radio : BENCE
Negara Pembuat : INDONESIA
Merk Radio : PHILIPS
Type : BX 617 x
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : BENCE
Negara Pembuat : INDONESIA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : PHILIPS
Type : AIDA
Negara Pembuat : BELANDA
Body : EBONIT
Voltase : 220 V
Merk Gramophone : COLUMBIA
Type : CORONG LUAR
Tahun Pembuatan : 1920
Merk Radio : TELEFUNKEN
Type : CONCERTINO 5093
Negara Pembuat : JERMAN
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : PHILIPS
Type : BX 376 A
Negara Pembuat : BELANDA
Body : EBONIT
Voltase : 220 V
Merk Radio : PHILIPS
Type : BI AMPLI
Negara Pembuat : BELANDA
Body : KAYU
Voltase : 220 V
Merk Radio : TELEFUNKEN
Type : D 665 WK
Negara Pembuat : JERMAN
Body: KAYU
Voltase : 220 V
Tuesday, 17 September 2013
Desemberan
Woow Simak #PandaiBesi, Efek Rumah Kaca...
Bagi yang belum membeli CD atau yang belum pernah mendengar lagu-lagu Pandai Besi album Daur Baur bisa streaming dengan alamat di bawah ini:
http://efekrumahkaca.net/en/news/erk-s-latest-news/item/744-free-download-single-pandai-besi-laki-laki-pemalu-dan-full-streaming-album-daur-baur#.Ujf0hn-4Efk
Efek Rumah Kaca telah menjelma menjadi Pandai Besi dengan tambahan personil baru yakni Poppie Airil, Andi Hans, Dika, Natasha Abigail, Muhammad Asra Nur, dan Irma Hidayana selain personil dari Efek Rumah Kaca sendiri yaitu Cholil Mahmud, Adrian Yunan Faisal dan Akbar Bagus Sudibyo. Mereka mengaransemen ulang lagu-lagu ERK dengan Instrument yang lebih riuh dan berwarna dari versi aslinya. Mereka baru saja menyelesaikan rekaman di studio musik Lokananta Solo beberapa bulan yang lalu. Studio tertua di Indonesia.
Minggu, 15 September 2013 Pandai Besi "Konser Daur Baur" The Carnaval 6th Anniversary of ROWN DIVISION di GOR Manahan Solo. Ini adalah kali ke dua saya simak Pandai Besi, Efek Rumah Kaca setelah beberapa bulan lalu mereka bernyanyi di Jogja. Berbeda dengan saat pertama menyaksikan Cholil dkk, ketika belum pernah mendengar lagu-lagu Daur Baur dan hanya bisa diam, mengambang di dalam lagu-lagu yang mereka bawakan. Kali ini aku bisa benyanyi dan menari di antara ambang dan fantasi yang mereka ciptakan, melalui instrument-instrument yang melengking, merendah, meninggi, dengan komposisi yang jelas dan nyaman untuk dinikmati.
Dan Pandai Besi dipanggil oleh pembawa acara sekaligus menjadi band penutup acara ulang tahun ROWN itu. Mereka membawa 9 lagu dari Album Daur Baur, Pandai Besi. Masih dengan gaya khas yang malu-malu, Cholil menjelaskan sedikit tentang proyeknya di Pandai Besi dan proses rekaman mereka di Lokananta. Tanpa basi basi dan banyak omong, Cholil langsung mengenjreng gitarnya.
sungguh kita terhisap
sungguh kita tersesat
pada saatnya nanti
tak bisa bersembunyi
kitapun menyesali
kita merugi
Lagu pembuka, pikiran penonton dibuat kosong, agar bisa masuk ke dalam semacam ilusi yang mereka ciptakan. Mungkin seperti itulah yang saya rasakan saat itu.
Lagu kedua "Hujan Jangan Marah"
lihatkah? aku pucat pasi,
sembilu hisapi jemari
setiap ku peluk menangisi
yang sedih aku letih
dengarkah? jantungku menyerah,
terbelah di tanah merah
gelisah dan suka bertanya
pada musim kering
melemah dan melemah, oh hujan jangan marah
Sudah mulai mengambang di dalam suasana. Menyeret diri pada musim hujan yang sedang marah, tiada habis menghajar Indonesia. Banjir. Manusia berjalan merangkak menuju hujan lalu berkata, "Hujang jangan marah!"
Selanjutnya "Jalang"
siapa yang berani bernyanyi akan dikebiri
siapa yang berani menari kan dieksekusi
karena mereka beda misi, mereka paling suci
lalu mereka bilang, bilang kami jalang
"Melancholia"
tersungkur di sisa malam
kosong dan rendah gairah
puisi yang romantik
menetes dari bibir
murung itu sungguh indah..
melambatkan butir darah
nikmatilah saja kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi
kelesuan ini jangan lekas pergi
aku menyelami sampai lelah hati
Jomblo? LDR? HTS? ini lagu yang indah, menusuk-nusuk, membawa masuk ke dalam alunan lagu, menghiburmu di antara sepi dan sedih yang menjadi hari-harimu. Lagu yang sejenak akan membuatmu tegar. Nikmatilah saja kegundahaamu
"Desember"
selalu ada yang berbyanyi dan berelegi
dibalik awan hitam
semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
menanti seperti..
menanti seperti pelangi
setia menunggu hujan reda
aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember
di bulan desember
sampai nanti ketika hujan tak lagi
menteskan duka meretas luka
sampai hujan memulihkan luka
Ini adalah lagu yang paling di tunggu. Dari Jogja desemberan di Manahan. Bulu-bulu di tangan ikut berdiri menikmati lagu ini. Lalu mataku tersenyum melihat dua wanita vokal latar menari-nari, tangannya kesana sini tak terkendali sambil bernyanyi "aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember" berunglang kali. Satu lagu yang panjang walau ini bukan musim hujan, namun Pandai Besi mampu menghadirkan suasana bulan desember bermain hujan. Ini memang lagu tentang hujan, aku suka hujan. Seperti pelangi, setia menunggu hujan reda
"Laki-laki Pemalu"
nanti malam kan ia jerat rembulan
disimpan dalam sepi hingga esok hari
lelah, lelah berpura-pura, lelah bersandiwara
esok pagi kan seperti hari ini
menyisakan duri, menyisakan perih, menyisakan sunyi..
Bercerita tentang seorang laki-laki yang malu, menyimpan malu. Perasaan yang malu untuk diungkapkan, kepada sang gadis yang mungil. Gadis yang sangat perhatian padanya. membuatkan kopi, dan membawaknya makanan setiap pagi. Malam-malam kan ia jerat rembulan, disimpan dalam sunyi, di dalam mimpi tidur malam hari. Hingga lelah berpura-pura, bersandiwara, ternya sang gadis bersama laki-laki lain. PHP iki critane.
"Jangan Bakar Buku"
karena setiap lembarnya, mengalir berjuta cahaya
karena setiap aksara, membuka jendela dunia
karena setiap abunya, membangkitkan dendam yang reda
karena setiap dendamnya, menemukan hasutan baka
Jangan lupa membaca! Lagu yang sangat empuk di telinga
Dan terakhir dari Pandai Besi. "Di Udara"
ku bisa tenggelam di lautan
aku bisa diracun di udara
aku bisa dibunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
tak akan berhenti
ku bisa dibuat menderita
aku bisa dibuat tak bernyawa
dikursi-listrikkan ataupun ditikam
Lagu ini dinyanyikan dengan sangat merdu, ditujukan untuk demonstran kita yang tak pernah dilupakan perjuangannya. Munir. Dengan dipimpin oleh Cholil sebagai vokal, semua sedang mengenang Munir dalam lagu Di Udara saat itu. Berjamaah memanjatkan doa. *Khusuk
Sudah habis 9 lagu dari album Daur Baur, sekarang saatnya Efek Rumah Kaca..
Sambil tersenyum malu-malu Cholil berkata, "Sekarang gantian ya yang nyanyi". Langsung genjreng lagu "Kenakalan Remaja di Era Informatika".
senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kenama
ohh..nafsu menderu-deru
bikin malu..
rekam dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
ketika birahi yang juara
etika dibuang entah kemana
apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dewasa
menghimpun energi, mengambil posisi
menjejakkan kaki, meniti temali
merendah, meninggi..
rasakan api, konsentrasi
biar tubuhmu berkelana
lalui kegelisahan
mencari keseimbangan
mengisi ketiadaan
di kepala dan di dada
hidup terasa begitu lentur
raba tekstur, ciptakan gestur
berjingkat tidak teratur
seperti melentur
hidup terasa begitu lentur
Lagu terakhir "Cinta Melulu"
nada-nada yang minor
lagu perselingkuhan
atas nama pasar semua begitu klise
elegi patah hati
ode pengusir rindu
atas nama pasar semua begitu banal
lagu cinta melulu
kita memang benar-benar melayu
suka mendayu-dayu
lagu cinta melulu
apa karna kuping melayu
suka yang sendu-sendu
Konser selesai, pulang ke jogja..masih terngiang-ngiang di jalan, di atas stir sepeda motor. Hiburan yang sangat menghibur..Apa kabar JKT48? JCK wi iyoo
*maaf bila ada penulisan nama atau lirik-lirik yang salah dan juga jika ada tulisan yang tidak berkenan.
Bagi yang belum membeli CD atau yang belum pernah mendengar lagu-lagu Pandai Besi album Daur Baur bisa streaming dengan alamat di bawah ini:
http://efekrumahkaca.net/en/news/erk-s-latest-news/item/744-free-download-single-pandai-besi-laki-laki-pemalu-dan-full-streaming-album-daur-baur#.Ujf0hn-4Efk
Efek Rumah Kaca telah menjelma menjadi Pandai Besi dengan tambahan personil baru yakni Poppie Airil, Andi Hans, Dika, Natasha Abigail, Muhammad Asra Nur, dan Irma Hidayana selain personil dari Efek Rumah Kaca sendiri yaitu Cholil Mahmud, Adrian Yunan Faisal dan Akbar Bagus Sudibyo. Mereka mengaransemen ulang lagu-lagu ERK dengan Instrument yang lebih riuh dan berwarna dari versi aslinya. Mereka baru saja menyelesaikan rekaman di studio musik Lokananta Solo beberapa bulan yang lalu. Studio tertua di Indonesia.
Minggu, 15 September 2013 Pandai Besi "Konser Daur Baur" The Carnaval 6th Anniversary of ROWN DIVISION di GOR Manahan Solo. Ini adalah kali ke dua saya simak Pandai Besi, Efek Rumah Kaca setelah beberapa bulan lalu mereka bernyanyi di Jogja. Berbeda dengan saat pertama menyaksikan Cholil dkk, ketika belum pernah mendengar lagu-lagu Daur Baur dan hanya bisa diam, mengambang di dalam lagu-lagu yang mereka bawakan. Kali ini aku bisa benyanyi dan menari di antara ambang dan fantasi yang mereka ciptakan, melalui instrument-instrument yang melengking, merendah, meninggi, dengan komposisi yang jelas dan nyaman untuk dinikmati.
Dan Pandai Besi dipanggil oleh pembawa acara sekaligus menjadi band penutup acara ulang tahun ROWN itu. Mereka membawa 9 lagu dari Album Daur Baur, Pandai Besi. Masih dengan gaya khas yang malu-malu, Cholil menjelaskan sedikit tentang proyeknya di Pandai Besi dan proses rekaman mereka di Lokananta. Tanpa basi basi dan banyak omong, Cholil langsung mengenjreng gitarnya.
"Debu-debu Berterbangan" Menjadi lagu pembuka di acara itu. Sikatt..
demi masa sungguh kita tersesatsungguh kita terhisap
sungguh kita tersesat
pada saatnya nanti
tak bisa bersembunyi
kitapun menyesali
kita merugi
Lagu pembuka, pikiran penonton dibuat kosong, agar bisa masuk ke dalam semacam ilusi yang mereka ciptakan. Mungkin seperti itulah yang saya rasakan saat itu.
lihatkah? aku pucat pasi,
sembilu hisapi jemari
setiap ku peluk menangisi
yang sedih aku letih
dengarkah? jantungku menyerah,
terbelah di tanah merah
gelisah dan suka bertanya
pada musim kering
melemah dan melemah, oh hujan jangan marah
Sudah mulai mengambang di dalam suasana. Menyeret diri pada musim hujan yang sedang marah, tiada habis menghajar Indonesia. Banjir. Manusia berjalan merangkak menuju hujan lalu berkata, "Hujang jangan marah!"
Selanjutnya "Jalang"
siapa yang berani bernyanyi akan dikebiri
siapa yang berani menari kan dieksekusi
karena mereka beda misi, mereka paling suci
lalu mereka bilang, bilang kami jalang
tersungkur di sisa malam
kosong dan rendah gairah
puisi yang romantik
menetes dari bibir
murung itu sungguh indah..
melambatkan butir darah
nikmatilah saja kegundahan ini
segala denyutnya yang merobek sepi
kelesuan ini jangan lekas pergi
aku menyelami sampai lelah hati
Jomblo? LDR? HTS? ini lagu yang indah, menusuk-nusuk, membawa masuk ke dalam alunan lagu, menghiburmu di antara sepi dan sedih yang menjadi hari-harimu. Lagu yang sejenak akan membuatmu tegar. Nikmatilah saja kegundahaamu
"Desember"
selalu ada yang berbyanyi dan berelegi
dibalik awan hitam
semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
menanti seperti..
menanti seperti pelangi
setia menunggu hujan reda
aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember
di bulan desember
sampai nanti ketika hujan tak lagi
menteskan duka meretas luka
sampai hujan memulihkan luka
Ini adalah lagu yang paling di tunggu. Dari Jogja desemberan di Manahan. Bulu-bulu di tangan ikut berdiri menikmati lagu ini. Lalu mataku tersenyum melihat dua wanita vokal latar menari-nari, tangannya kesana sini tak terkendali sambil bernyanyi "aku selalu suka sehabis hujan di bulan desember" berunglang kali. Satu lagu yang panjang walau ini bukan musim hujan, namun Pandai Besi mampu menghadirkan suasana bulan desember bermain hujan. Ini memang lagu tentang hujan, aku suka hujan. Seperti pelangi, setia menunggu hujan reda
"Laki-laki Pemalu"
nanti malam kan ia jerat rembulan
disimpan dalam sepi hingga esok hari
lelah, lelah berpura-pura, lelah bersandiwara
esok pagi kan seperti hari ini
menyisakan duri, menyisakan perih, menyisakan sunyi..
Bercerita tentang seorang laki-laki yang malu, menyimpan malu. Perasaan yang malu untuk diungkapkan, kepada sang gadis yang mungil. Gadis yang sangat perhatian padanya. membuatkan kopi, dan membawaknya makanan setiap pagi. Malam-malam kan ia jerat rembulan, disimpan dalam sunyi, di dalam mimpi tidur malam hari. Hingga lelah berpura-pura, bersandiwara, ternya sang gadis bersama laki-laki lain. PHP iki critane.
"Jangan Bakar Buku"
karena setiap lembarnya, mengalir berjuta cahaya
karena setiap aksara, membuka jendela dunia
karena setiap abunya, membangkitkan dendam yang reda
karena setiap dendamnya, menemukan hasutan baka
Jangan lupa membaca! Lagu yang sangat empuk di telinga
Dan terakhir dari Pandai Besi. "Di Udara"
ku bisa tenggelam di lautan
aku bisa diracun di udara
aku bisa dibunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
tak akan berhenti
ku bisa dibuat menderita
aku bisa dibuat tak bernyawa
dikursi-listrikkan ataupun ditikam
Lagu ini dinyanyikan dengan sangat merdu, ditujukan untuk demonstran kita yang tak pernah dilupakan perjuangannya. Munir. Dengan dipimpin oleh Cholil sebagai vokal, semua sedang mengenang Munir dalam lagu Di Udara saat itu. Berjamaah memanjatkan doa. *Khusuk
Sudah habis 9 lagu dari album Daur Baur, sekarang saatnya Efek Rumah Kaca..
Sambil tersenyum malu-malu Cholil berkata, "Sekarang gantian ya yang nyanyi". Langsung genjreng lagu "Kenakalan Remaja di Era Informatika".
senang mengabadikan tubuh yang tak berhalang
padahal hanya iseng belaka
ketika birahi yang juara
etika menguap entah kenama
ohh..nafsu menderu-deru
bikin malu..
rekam dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
ketika birahi yang juara
etika dibuang entah kemana
apakah kita tersesat arah
mengapa kita tak bisa dewasa
sumber: efekrumahkaca.net
Lagu kedua "Balerina"
hidup bagai balerina
gerak maju berirama
detaknya dimana-mana
seperti udara..
hidup bagai balerina menghimpun energi, mengambil posisi
menjejakkan kaki, meniti temali
merendah, meninggi..
rasakan api, konsentrasi
biar tubuhmu berkelana
lalui kegelisahan
mencari keseimbangan
mengisi ketiadaan
di kepala dan di dada
hidup terasa begitu lentur
raba tekstur, ciptakan gestur
berjingkat tidak teratur
seperti melentur
hidup terasa begitu lentur
Lagu terakhir "Cinta Melulu"
nada-nada yang minor
lagu perselingkuhan
atas nama pasar semua begitu klise
elegi patah hati
ode pengusir rindu
atas nama pasar semua begitu banal
lagu cinta melulu
kita memang benar-benar melayu
suka mendayu-dayu
lagu cinta melulu
apa karna kuping melayu
suka yang sendu-sendu
Konser selesai, pulang ke jogja..masih terngiang-ngiang di jalan, di atas stir sepeda motor. Hiburan yang sangat menghibur..Apa kabar JKT48? JCK wi iyoo
*maaf bila ada penulisan nama atau lirik-lirik yang salah dan juga jika ada tulisan yang tidak berkenan.
Saturday, 14 September 2013
Hujan-hujan, bermain hujan
Malam jangan berlalu
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Kuingin berdua denganmu
Biar pagi datang setelah aku memanggil
Terang!
(Mari Bercerita - Payung Teduh)
Sabtu, 14 sep 2013. Teman ibarat hujan, datang tiba-tiba di waktu yang tak terduga. Membawa banyak cerita diantara rintik dan tetesnya. Aku merasa bahagia malam ini, setelah 2 minggu merindu akhirnya aku bisa bermain dengan hujan. Ini memang tak musim, tapi mereka menyempatkan waktu untuk kumpul-kumpul, ngangkring di tempat biasa. Diknas. Malam ini bersama Momo, Rosi, Wildan. Terasa ganjil jika belum genap tak ada Nias dan Aw, "Wahh gak enek seng nyanyi-nyanyi iki, kurang rame..haha". Bercerita segala tentang kuliahan, tentang semester baru, adek kelas baru, hingga pegawai baru di kantin dari Solo. Yang paling konyol dan tidak bisa diterima oleh angan-angan adalah bahwa Wildan putus kuliah dengan alasannya terlambat mengurus krs. Konyol kan? Idiot. Sekarang melamar kerja di POLRES Ngawi, jadi tukang edit video katanya. Dan harus berterima kasih kepadanya karena angkring malam ini dia yang bayar..aseeekk haha. Hujan benar-benar telah menghiburku malam ini, dan yang paling menyedihkan artinya aku harus kembali ke Jogja. Sedih, waktu-waktu seperti ini tak akan pernah ku dapatkan di Jgj.
*malam minggu keren itu kumpul bareng teman-teman, sahabat :)
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
sampai hujan memulihkan luka
(Desember - Efek Rumah Kaca)
Jangan datang dulu terang
Telah lama kutunggu
Kuingin berdua denganmu
Biar pagi datang setelah aku memanggil
Terang!
(Mari Bercerita - Payung Teduh)
Sabtu, 14 sep 2013. Teman ibarat hujan, datang tiba-tiba di waktu yang tak terduga. Membawa banyak cerita diantara rintik dan tetesnya. Aku merasa bahagia malam ini, setelah 2 minggu merindu akhirnya aku bisa bermain dengan hujan. Ini memang tak musim, tapi mereka menyempatkan waktu untuk kumpul-kumpul, ngangkring di tempat biasa. Diknas. Malam ini bersama Momo, Rosi, Wildan. Terasa ganjil jika belum genap tak ada Nias dan Aw, "Wahh gak enek seng nyanyi-nyanyi iki, kurang rame..haha". Bercerita segala tentang kuliahan, tentang semester baru, adek kelas baru, hingga pegawai baru di kantin dari Solo. Yang paling konyol dan tidak bisa diterima oleh angan-angan adalah bahwa Wildan putus kuliah dengan alasannya terlambat mengurus krs. Konyol kan? Idiot. Sekarang melamar kerja di POLRES Ngawi, jadi tukang edit video katanya. Dan harus berterima kasih kepadanya karena angkring malam ini dia yang bayar..aseeekk haha. Hujan benar-benar telah menghiburku malam ini, dan yang paling menyedihkan artinya aku harus kembali ke Jogja. Sedih, waktu-waktu seperti ini tak akan pernah ku dapatkan di Jgj.
*malam minggu keren itu kumpul bareng teman-teman, sahabat :)
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Semoga ada yang menerangi sisi gelap ini
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
sampai hujan memulihkan luka
(Desember - Efek Rumah Kaca)
Wednesday, 11 September 2013
Nyoto Ing Semeru
Inilah akhirnya harus kuakhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun kutahu cintamu lebih besar darinya
(intro)
"Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya lebih dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung". Gie
"Kami bukan korban 5 cm, niat kami mendaki dari hati. Mencari tahu siapa diri sejati kami".
24 malam. Mulai prepare, packing-packing. Malam yang sangat sibuk, disibukkan oleh baju, mie instan dan roti. Kalau tak ada mereka mungkin aku mati di gunung, dan malam itu menjadi malam terakhirku tidur di kasur yang tak mungkin didapatkan di hutan dan gunung. Pagi-pagi sebelum tukang lalapan buka, kami sudah harus meninggalkan Malang menuju Ranu Pani, pos pemberangkatan pendakian Semeru.
packing
inilah wajah2 penakluk malam
25 pagi. Tiba di Ranu Pani, parkir motor, sarapan di warung. Setelah perut berbahagia, kami berangkat menuju pos pemberangkatan. Regristasi, melengkapi persyaratan, tanda tangan mati, berdoa, start menuju Ranu Kumbolo. Jarak 10,5 yang ditempuh dengan 5-6 jam waktu orang normal. Lha kita normal kan? Start dari pos pukul 10 pagi berharap sampai di Ranu Kumbolo sebelum petang.
selamat datang
Ranu Kumbolo....
nenda
puguh, orang yang paling ganteng di rombongan *ngakunya
pucuk2 tenda membeku, jadi es
ketemu mbak arnidha
sayaa
sayup sayup ranu kumbolo tertiup angin di sore hari
adalah nyanyian alam yang paling lirih saat itu
bersama tarian rumput rumput di padang savana
sungguh semesta telah menghiburku senja itu
sungguh semesta telah menghiburku senja itu
26. Dari Ranu Kumbolo jam 10 pagi, target selanjutnya adalah Kali Mati. Jarak ranu kumbolo-kali mati 10,2 Km. Yang berdiri di belakang ranu kumbolo adalah tanjakan cinta, yang menjadi ramai di perbincangkan setelah film 5 cm. Tak berlaku untuk jomblo, hts juga mungkin. Setelah tanjakan sampailah di Oro-oro Ombo yang pengartiannya oro-oro yang sangat luas/ombo. Hanya ada padang rumput yang kering. Angin, rumput bergoyang :D
babon dan budi
Jalan setapak terus aku tapaki hingga tapak kaki berhenti di tapak dimana kaki kaki kecil tak mampu lagi menapak. Berhenti sejenak, meneguk air, menikmati perjalan yang indah ini, ingat umur tuamu, umur sialmu. Syukurkan dirimu kepada Tuhan.
hai mahameru..
semangat iki :D
Lanjutkan perjalanan. Setelah lelah berjalan di php oleh tanjakan, turunan, tikungan yang menikung-nikung, lelah kami disambut oleh bunga-bunga mungil yang bermekaran di lembah-lembah sebelum Kali Mati. Foto-foto dulu, kalau alay-nya di gunung itu gak masalah
Kubawa namamu satu-satu, agar kita bisa menari di lembah yang gemulai ini. Bersama langit jingga yang diciptakan oleh sinar senja. Mari Nyenja bersama
edelweis, bunga kasih
aku selalu ingin mencintaimu
bercengkrama belaian lembut bunga bunga kecil yang bermekaran
meresapi angin yang menyelimuti dingin di lembah manismu
Selamat menikmati senja di Kali Mati. Kami tiba pukul 13.30, dirikan tenda, ambil air di Sumber Mani, masak dan makan, api-api dan berbagi cerita, tidur. Angin sangat kencang saat itu, kami bangun jam 10.30. Prepare dan berangkat menuju Mahameru jam 11.30. Siap menuju mati! Perut yang lapar diantara jalur yang menanjak, berdebu dan udara yang semakin menipis membuat perjalanan terasa berat. Istirahat sejenak di Arcopodo, cari-cari oksigen sambil ngemil roti untuk membohongi perut yang lapar saat itu. Dari Arcopodo menuju Mahameru sudah tidak ada kehidupan lagi, batas vegetasi. Jalur Mahameru hanya ada pasir dan debu, selain batu-batu besar yang kapan saja siap jatuh bila ada yang menginjaknya. Awas batu! teriak orang-orang di atasku hahaha. Sungguh perjuangan yang sangat berat untuk ke Mahameru, mati-matian mencapai puncak tertinggi di jawa ini.
27 pagi. Kami sampai di puncak jam 05.45, sunrise datang di puncak lebih dulu dari kami, lebih pagi. Sudah tak ada daya, tenaga, seakan mata ingin menangis saat melihat bendera merah putih berkibar di atas awan. "MAHAMERU" hai Gie, apa kabar..sini peluk denganku. *Peluk Soe Hok Gie*
Selamat menikmati senja di Kali Mati. Kami tiba pukul 13.30, dirikan tenda, ambil air di Sumber Mani, masak dan makan, api-api dan berbagi cerita, tidur. Angin sangat kencang saat itu, kami bangun jam 10.30. Prepare dan berangkat menuju Mahameru jam 11.30. Siap menuju mati! Perut yang lapar diantara jalur yang menanjak, berdebu dan udara yang semakin menipis membuat perjalanan terasa berat. Istirahat sejenak di Arcopodo, cari-cari oksigen sambil ngemil roti untuk membohongi perut yang lapar saat itu. Dari Arcopodo menuju Mahameru sudah tidak ada kehidupan lagi, batas vegetasi. Jalur Mahameru hanya ada pasir dan debu, selain batu-batu besar yang kapan saja siap jatuh bila ada yang menginjaknya. Awas batu! teriak orang-orang di atasku hahaha. Sungguh perjuangan yang sangat berat untuk ke Mahameru, mati-matian mencapai puncak tertinggi di jawa ini.
27 pagi. Kami sampai di puncak jam 05.45, sunrise datang di puncak lebih dulu dari kami, lebih pagi. Sudah tak ada daya, tenaga, seakan mata ingin menangis saat melihat bendera merah putih berkibar di atas awan. "MAHAMERU" hai Gie, apa kabar..sini peluk denganku. *Peluk Soe Hok Gie*
aku cinta Indonesiaa...
melompat, tebang, melayang di atas awan
rangkul dan peluk sahabat pagi
Dari MAHAMERU untuk MAYAPADA
Selamat ulang tahun MAYAPADA :)
Setelah puas foto-foto aku putuskan untuk turun lebih dulu. Tak ingin mati kedinginan di puncak. Ada yang menghiburku saat turun dari Mahameru, jalur yang sangat berat itu ternyata sangat menyenangkan saat turun. Kaki berlari seperti di atas es,bermain ski salju, tinggal seret dan mengantarkanku turun ke Arcopodo. Perjalanan dari puncak ke Kali Mati hanya ku tempuh dalam 1 jam. Sampai di tenda, ganti baju, gelar matras, cari roti, rehat sekejap dan menunggu rombongan yang turun. Setelah rombongan lengkap barulah aku tidur, berbaring diatas matras mengumpulkan energi untuk pulang ke Ranu Pani. Bangun, masak dan makan, packing, PULANGG.... Dari Kali Mati jam 12.00 sampai Ranu Pani jam 19.00
setitik nila diantara savana
Di Ranu Pani kami disambut oleh "Gimbal Alas" yang sukses mengadakan event Bacward Hikking dan berhasil memecahkan record mendaki dengan berjalan mundur. Jazz jazzsan di atas api unggun. *Jogetan*
Sampai di malang sekitar 21.00, cari makan dan tidur. Setelah lelah jalan-jalan di semeru.
28. Pulang ke Ngawi... :) Alhamdulillah lancar dan selamat sampai rumah :)
"Aku ingin mengalahkan diriku sendiri, membunuh segala nafsu yang menguasai Aku ini. Dan di gununglah aku dapat membunuhnya,mengalahkan diriku sendiri. karna nafsu tak bisa bicara di sana. Hingga ku kenali sebenarnya Aku yang sejati. Menjadi diriku sendiri adalah hal terbaik yang ingin aku lakukan. Karena itulah aku naik gunung". bondan py
Subscribe to:
Posts (Atom)