Tuesday, 27 May 2014

Mati Lampu

Malam benar-benar telah menampakkan wujudnya.
Tanpa cahaya lampu; malam adalah gelap, waktu tentang kesunyian
seperti cangkir kopi tanpa campuran susu.
Bola lampu kehilangan nyawa, melayang-layang di udara
pada tiang-tiang di jalanan menggantungkan rindu,
pada dinding kamar bersandar akan harapan. Selalu berharap.
Lampu tak menyala, malam berkuasa.
Rumah yang menjadi tempat yang hangat kini
menjadi kosong, menganga di larut malam.

Belalang pohon nyaring bunyinya; percakapan tragis dengan malam.
Bola lampu mengapung di kesunyian,
ia tak kuasa, tak bercahaya.
Di kota ini sudah tidak ada matahari lagi,
matahari tidak suka gelap, ia berlari memburu fajar
di timur yang terang. Di sana memang benar terang.

Langit seakan menjadi bidang yang paling terang,
dengan kerlip bintang leluasa bertaburan
di atas rumput ilalang yang bergoyang-goyang.
"Bagaimana jika matahari tiba-tiba datang
dan menerangi kamar gelap ini?"
"Akan kupadamkan cahaya, kupeluk habis tubuhnya.
Ku jaga dia di sini, tak kubiarkan menyusuri jalan pulang".

Kupelihara matahari saat malam datang.

kamar kost. 27-05-2014

No comments:

Post a Comment