Malam benar-benar telah
menampakkan wujudnya.
Tanpa cahaya lampu;
malam adalah gelap, waktu tentang kesunyian
seperti cangkir kopi
tanpa campuran susu.
Bola lampu kehilangan
nyawa, melayang-layang di udara
pada tiang-tiang di
jalanan menggantungkan rindu,
pada dinding kamar
bersandar akan harapan. Selalu berharap.
Lampu tak menyala,
malam berkuasa.
Rumah yang menjadi
tempat yang hangat kini
menjadi kosong,
menganga di larut malam.
Belalang pohon nyaring
bunyinya; percakapan tragis dengan malam.
Bola lampu mengapung di
kesunyian,
ia tak kuasa, tak
bercahaya.
Di kota ini sudah tidak
ada matahari lagi,
matahari tidak suka
gelap, ia berlari memburu fajar
di timur yang terang. Di
sana memang benar terang.
Langit seakan menjadi
bidang yang paling terang,
dengan kerlip bintang leluasa
bertaburan
di atas rumput ilalang
yang bergoyang-goyang.
"Bagaimana jika matahari
tiba-tiba datang
dan menerangi kamar
gelap ini?"
"Akan kupadamkan cahaya,
kupeluk habis tubuhnya.
Ku jaga dia di sini,
tak kubiarkan menyusuri jalan pulang".
Kupelihara matahari
saat malam datang.
kamar kost. 27-05-2014
No comments:
Post a Comment