ketika hari-hari mulai habis
saat itu aku bertanya-tanya
bagaimana kupingmu bicara tentang cinta
sementara aku akan tetap menanam bunga
menanti saat jari-jari bunga mulai terbuka
di pagi yang mengundang senyum bahagia
kau telah jauh disana
kini kupingmu tak mampu mengucap kata
mulutku juga tak mendengar...
bungaku telah banyak
tapi pagi tak datangkan bahagia
saat kau telah jauh
meninggalkan pertanyaan-pertanyaan
tanpa jawaban
bunga-bunga menjelma menjadi akar pohon berbunga
yang bersembunyi di dalam tanah
hanya menyerap rindu-rindu dari hujan
september 2012
Thursday, 11 April 2013
Wednesday, 10 April 2013
Tataran Ilmu Setia Hati
(Dikutip dari Buku GURU SEJATI, Telaah Ajaran Setia Hati
H. Tarmadji Boedi Harsono,SE)
Tak dipungkiri, hidup butuh perjuangan mencapai pemenuhan hajat. Laksana air, ia terus bergerak dari satu tempat ketempat lain mengisi multi ruang dan dimensi konsekuensinya muncul beda pendapat silang pandang dan persaingan antar kepentingan. Dampak lebih konkret lagi terjadinya persinggungan antar individu, kelompok dan komunitas. Perang acapkali menjadi penyelesaian paling frontal, lantaran pihak-pihak yang saling bertikai, sama-sama ngotot mempertahankan kepentingannya kukuh ngugemi karep, seakan tak ada lagi jalan penyelesaian secara damai. Musyawarah mencapai mufakat dianggap barang yang tak punya nilai hingga otot jadi pertaruhan akhir.
Padahal, jika mau menyelami lebih dalam lagi, ruang penyelesaian terhadap beda pendapat , kebersinggungan dalam pranataan multidimensi, masih terbuka lebar. Bahkan ruang ini hampir tidak terbatas, saking luasnya apalagi jika kita mau menghayati dan mencari akar persoalan yang sebenarnya. Sumber penyulut angkara yang menyebabkan akal sehat tak lagi berfungsi dan gerak ragawi mengalahkan nilai-nilai pengendalian diri.
Apa itu? Jawabnya adalah nurani, kompas jati diri pengendali arah refleksi jiwa sekaligus raga. Inspirator segala kebijakan yang dijabarkan oleh gerak emosi atau nafsu. Juga, motor penggerak aktivitas indra dan anggota raga.
Disinilah kadang perlunya Persaudaraan Setia Hati Terate, ditekankan selalu mengasah nurani , mulat sarira hangrasawani. Tujuannya agar setiap tindakan dan pikirannya selalu terkontrol, tidak over acting, selaras dengan proporsinya. Bisa empan papan. Karenanya, kesantunan dan kesadaran empan papan ini mutlak harus disikapi dan tidak boleh diabaikan.
Jika setiap warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini sudah bisa bertindak dan berpikir dengan konsep empan papan sesuai dengan proporsinya, maka dia akan muncul dengan sosok yang disegani. Sebab dirinya memang sudah sampai pada konsepsi kesadaran makna diri (ngerti). Ibaratnya, ia akan tampil sebagai sosok yang mampu manjing ajur ajer, cendhek datan kaungkulan, dhuwur datan ngungkul-ungkuli.
Tentu, kesadaran makna diri ini tidak akan muncul tanpa proses pembelajaran secara kontinyu. Karena itu, Persaudaraan Setia Hati Terate ini telah meletakkan dasar pembelajaran ngerti empan papan ini sejak dari siswa, melalui pelajaran kesantunan dan konsep penghormatan. Misalnya, begitu datang ditempat latihan, mereka disarankan saling berjabat tangan.
Kemudian setelah berganti pakaian, sebelum memulai latihan harus menghormat pada pelatih. kemudian, bersama-sama pelatih mengawali kegiatan dengan berdoa bersama.
Proses pembelajaran ini, sesungguhnya merupakan awal peletakkan dasar kepada siswa untuk bisa empan papan. Pertama, menghargai nilai-nilai keberadaan orang lain yang diujudkan lewat berjabat tangan .kedua peletakan dasar kesantunan antara yang muda kepada yang lebih tua yang ditunjukkan lewat aktivitas menghormati kepada pelatih. Ketiga, pengenalan dasar pengertian dan kesadaran atas keberadaan Tuhan yang diwujudkan dengan doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Konsep pembelajaran ini diteruskan secara berjenjang , selama siswa berproses menjadi warga dari tingkat ketingkat, melalui pelajaran kerokhanian. Targetnya setelah siswa menjadi warga , ia akan bisa mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan masyarakat.
Contoh sederhana, bagaimana kita bersikap saat berada dilingkungan kerja dan bagaimana pula bersikap saat berada ditengah-tengah lingkungan dan masyarakat.
Untuk menuju kearah itu terdapat empat tingkat pengertian dan kesadaran harus dipegang teguh. Pertama, mengerti keberadaan diri sendiri (ngerti lungguhing kapribaden). Kedua, mengerti keberadaan orang lain (ngerti lungguhing ngaurip). Ketiga mengerti pada keberadaan Tuhan (ngerti punjering manembah). Keempat mengerti jalan menuju kematian (ngerti dumunge pati)
Ngerti Lungguhing Kapribaden
Ini adalah tingkat kesadaran pertama, dimana setiap kadang Persaudaraan Setia Hati Terate diwajibkan untuk mengerti dirinya. ia sebagai sesosok titah (ciptaan), keberadaanya tidak lebih baik dari titah sakwantah (manusia bisaa). Karenanya ia pun harus bisa memposisiskan dirinya pada proporsi yang paling bersahaja.tidak merasa besar, ora kemlinthi, karena selain dirinya, masih ada titah-titah lain, yang baik hak dan kewajibannya, adalah sama , setara.
Sebaliknya karena dirinya ngerti bahwa kedudukan setiap titah pada dasarnya sama, maka dimanapun berada , ia tidak akan kehilangan kepercayaan diri (dalam lingsem). Pun tidak akan kelewat percaya diri (super ego, tidak sombong). Penampilannya, kendati tampak bersahaja, sederhana tapi tidak berkesan miskin, wibawa tapi tidak angker. Setiap gerak geriknya terpencar sebuah sikap percaya diri (Setia Hati)
Ngerti Lungguhing Urip.
Hidup merupakan sebuah proses menuju titik akhir dalam berdharma. Karena keberadaanya berkisar pada proses, maka sangat mustahil jika berjalan sendiri. Ada sebuah system yang mempengaruhinya. Bahkan, system itu pada kondisi tertentu, mutlak diperlukan keberadaanya , dalam proses pembentukan jati diri . Misalnya sebuah system yang mengharuskan seseorang berjalan disisi kiri dalam berlalu lintas. Atau system yang mengarahkan seseorang harus patuh pada jadwal rutinitas kerja.
Yang jadi soal barangkali adalah apakah kita selamanya harus larut kedalam system dengan melepas eksistensi yang kita miliki? apakah kita mesti total mempertaruhkan nilai-nilai privasi masuk kedalam sebuah system demi mempertahankan system yang ada? tentu saja bukan demikian yang kita harapkan. Sebab acapkali tidak semua system bisa berjalan berdampingan dalam satu waktu dan ruang yang sama. Misalnya system berlalu lintas di Indonesia mengharuskan kita berjalan disebelah kiri, karena yang dipakai system berlalu lintas Eropa. Tapi apakah kita menggunakan system ini jika kita naik mobil dijalan raya dibenua Amerika, yang nota bene, menggunakan system kanan?
Contoh lain dalam system militer, bawahan harus memberi hormat pada atasan dengan cara hormat ala militer. Apakah aturan itu juga bisa diberlakukan dalam keluarga? Misalnya, dengan mengharuskan istri dan anak-anak melakukan sikap hormat militer pada suami dan ayah? tentu saja jika ini dilakukan, akan kelihatan lucu. Bahkan akan malah jadi bahan tertawaan orang lain.
Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai bagian dari masyarakat majemuk, sudah barang tentu memiliki dasar ajaran berhadapan dengan persoalan ini. Yakni pada prinsipnya, warga Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengatur dan tidak mau diatur. Tapi warga Persaudaraan Setia Hati Terate akan berusaha semaksimal mungkin menjunjung tinggi, mematuhi dan melaksanakan aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama.
H. Tarmadji Boedi Harsono,SE)
Tak dipungkiri, hidup butuh perjuangan mencapai pemenuhan hajat. Laksana air, ia terus bergerak dari satu tempat ketempat lain mengisi multi ruang dan dimensi konsekuensinya muncul beda pendapat silang pandang dan persaingan antar kepentingan. Dampak lebih konkret lagi terjadinya persinggungan antar individu, kelompok dan komunitas. Perang acapkali menjadi penyelesaian paling frontal, lantaran pihak-pihak yang saling bertikai, sama-sama ngotot mempertahankan kepentingannya kukuh ngugemi karep, seakan tak ada lagi jalan penyelesaian secara damai. Musyawarah mencapai mufakat dianggap barang yang tak punya nilai hingga otot jadi pertaruhan akhir.
Padahal, jika mau menyelami lebih dalam lagi, ruang penyelesaian terhadap beda pendapat , kebersinggungan dalam pranataan multidimensi, masih terbuka lebar. Bahkan ruang ini hampir tidak terbatas, saking luasnya apalagi jika kita mau menghayati dan mencari akar persoalan yang sebenarnya. Sumber penyulut angkara yang menyebabkan akal sehat tak lagi berfungsi dan gerak ragawi mengalahkan nilai-nilai pengendalian diri.
Apa itu? Jawabnya adalah nurani, kompas jati diri pengendali arah refleksi jiwa sekaligus raga. Inspirator segala kebijakan yang dijabarkan oleh gerak emosi atau nafsu. Juga, motor penggerak aktivitas indra dan anggota raga.
Disinilah kadang perlunya Persaudaraan Setia Hati Terate, ditekankan selalu mengasah nurani , mulat sarira hangrasawani. Tujuannya agar setiap tindakan dan pikirannya selalu terkontrol, tidak over acting, selaras dengan proporsinya. Bisa empan papan. Karenanya, kesantunan dan kesadaran empan papan ini mutlak harus disikapi dan tidak boleh diabaikan.
Jika setiap warga Persaudaraan Setia Hati Terate ini sudah bisa bertindak dan berpikir dengan konsep empan papan sesuai dengan proporsinya, maka dia akan muncul dengan sosok yang disegani. Sebab dirinya memang sudah sampai pada konsepsi kesadaran makna diri (ngerti). Ibaratnya, ia akan tampil sebagai sosok yang mampu manjing ajur ajer, cendhek datan kaungkulan, dhuwur datan ngungkul-ungkuli.
Tentu, kesadaran makna diri ini tidak akan muncul tanpa proses pembelajaran secara kontinyu. Karena itu, Persaudaraan Setia Hati Terate ini telah meletakkan dasar pembelajaran ngerti empan papan ini sejak dari siswa, melalui pelajaran kesantunan dan konsep penghormatan. Misalnya, begitu datang ditempat latihan, mereka disarankan saling berjabat tangan.
Kemudian setelah berganti pakaian, sebelum memulai latihan harus menghormat pada pelatih. kemudian, bersama-sama pelatih mengawali kegiatan dengan berdoa bersama.
Proses pembelajaran ini, sesungguhnya merupakan awal peletakkan dasar kepada siswa untuk bisa empan papan. Pertama, menghargai nilai-nilai keberadaan orang lain yang diujudkan lewat berjabat tangan .kedua peletakan dasar kesantunan antara yang muda kepada yang lebih tua yang ditunjukkan lewat aktivitas menghormati kepada pelatih. Ketiga, pengenalan dasar pengertian dan kesadaran atas keberadaan Tuhan yang diwujudkan dengan doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Konsep pembelajaran ini diteruskan secara berjenjang , selama siswa berproses menjadi warga dari tingkat ketingkat, melalui pelajaran kerokhanian. Targetnya setelah siswa menjadi warga , ia akan bisa mengamalkan ajaran itu dalam kehidupan masyarakat.
Contoh sederhana, bagaimana kita bersikap saat berada dilingkungan kerja dan bagaimana pula bersikap saat berada ditengah-tengah lingkungan dan masyarakat.
Untuk menuju kearah itu terdapat empat tingkat pengertian dan kesadaran harus dipegang teguh. Pertama, mengerti keberadaan diri sendiri (ngerti lungguhing kapribaden). Kedua, mengerti keberadaan orang lain (ngerti lungguhing ngaurip). Ketiga mengerti pada keberadaan Tuhan (ngerti punjering manembah). Keempat mengerti jalan menuju kematian (ngerti dumunge pati)
Ngerti Lungguhing Kapribaden
Ini adalah tingkat kesadaran pertama, dimana setiap kadang Persaudaraan Setia Hati Terate diwajibkan untuk mengerti dirinya. ia sebagai sesosok titah (ciptaan), keberadaanya tidak lebih baik dari titah sakwantah (manusia bisaa). Karenanya ia pun harus bisa memposisiskan dirinya pada proporsi yang paling bersahaja.tidak merasa besar, ora kemlinthi, karena selain dirinya, masih ada titah-titah lain, yang baik hak dan kewajibannya, adalah sama , setara.
Sebaliknya karena dirinya ngerti bahwa kedudukan setiap titah pada dasarnya sama, maka dimanapun berada , ia tidak akan kehilangan kepercayaan diri (dalam lingsem). Pun tidak akan kelewat percaya diri (super ego, tidak sombong). Penampilannya, kendati tampak bersahaja, sederhana tapi tidak berkesan miskin, wibawa tapi tidak angker. Setiap gerak geriknya terpencar sebuah sikap percaya diri (Setia Hati)
Ngerti Lungguhing Urip.
Hidup merupakan sebuah proses menuju titik akhir dalam berdharma. Karena keberadaanya berkisar pada proses, maka sangat mustahil jika berjalan sendiri. Ada sebuah system yang mempengaruhinya. Bahkan, system itu pada kondisi tertentu, mutlak diperlukan keberadaanya , dalam proses pembentukan jati diri . Misalnya sebuah system yang mengharuskan seseorang berjalan disisi kiri dalam berlalu lintas. Atau system yang mengarahkan seseorang harus patuh pada jadwal rutinitas kerja.
Yang jadi soal barangkali adalah apakah kita selamanya harus larut kedalam system dengan melepas eksistensi yang kita miliki? apakah kita mesti total mempertaruhkan nilai-nilai privasi masuk kedalam sebuah system demi mempertahankan system yang ada? tentu saja bukan demikian yang kita harapkan. Sebab acapkali tidak semua system bisa berjalan berdampingan dalam satu waktu dan ruang yang sama. Misalnya system berlalu lintas di Indonesia mengharuskan kita berjalan disebelah kiri, karena yang dipakai system berlalu lintas Eropa. Tapi apakah kita menggunakan system ini jika kita naik mobil dijalan raya dibenua Amerika, yang nota bene, menggunakan system kanan?
Contoh lain dalam system militer, bawahan harus memberi hormat pada atasan dengan cara hormat ala militer. Apakah aturan itu juga bisa diberlakukan dalam keluarga? Misalnya, dengan mengharuskan istri dan anak-anak melakukan sikap hormat militer pada suami dan ayah? tentu saja jika ini dilakukan, akan kelihatan lucu. Bahkan akan malah jadi bahan tertawaan orang lain.
Persaudaraan Setia Hati Terate, sebagai bagian dari masyarakat majemuk, sudah barang tentu memiliki dasar ajaran berhadapan dengan persoalan ini. Yakni pada prinsipnya, warga Persaudaraan Setia Hati Terate tidak mengatur dan tidak mau diatur. Tapi warga Persaudaraan Setia Hati Terate akan berusaha semaksimal mungkin menjunjung tinggi, mematuhi dan melaksanakan aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama.
Sejatining Urip
Piwulang Jawa kang ngrembuk babagan ‘Sejatining Urip' digelar ing ‘Wirid
Wolung Pangkat' utawa ‘Wolung Martabat' kaya kasebut ing ngisor iki:
1 Wejangan pituduh wahananing Pangeran : Sajatine ora ana apa-apa, awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji, kang ana dhihin iku Ingsun, ora ana Pangeran nanging Ingsun sajatining kang urip luwih suci, anartani warna, aran, lan pakartining-Sun (dzat, sipat, asma, afngal).
2 Wejangan pambuka kahananing Pangeran : Satuhune Ingsun Pangeran Sejati, lan kawasa anitahake sawiji-wiji, dadi ana padha sanalika saka karsa lan pepesthening-Sun, ing kono kanyatahane gumelaring karsa lan pakartining-Sun kang dadi pratandha: Kang dhihin, Ingsun gumana ing dalem alam awang-uwung kang tanpa wiwitan tanpa wekasan, iya iku alaming-Sun kang maksih piningit. Kapindho, Ingsun anganakake cahya minangka panuksmaning-Sun dumunung ana ing alam pasenedaning-Sun. Kaping telu, Ingsun anganakake wawayangan minangka panuksma lan rahsaning-Sun, dumunung ana ing alam pambabaring wiji. Kaping pat, Ingsun anganakake suksma minangka dadi pratandha kauripaning-Sun, dumunung ana alaming herah. Kaping lima, Ingsun anganakake angen-angen kang uga dadi warnaning-Sun ana ing sajerone alam kang lagi kena kaupamakake. Kaping enem, Ingsun anganakake budi kang minangka kanyatahan pencaring angen-angen kang dumunung ana ing sajerone alaming badan alus. Kaping pitu, Ingsun anggelar warana (tabir) kang minangka kakandhangan paserenaning-Sun. Kasebut nem prakara ing ndhuwur mau tumitah ing donya, yaiku sejatining manungsa. (Dzat Urip kang ana ing manungsa.
3. Wejangan gegelaran kahananing Pangeran : Sajatining manungsa iku rahsaning-Sun, lan Ingsun iki rahsaning manungsa, karana Ingsun anitahake wiji kang cacamboran dadi saka karsa lan panguwasaning-Sun, yaiku sasamaning geni bumi angin lan banyu, Ingsun panjingi limang prakara, yaiku: cahya, cipta, suksma (nyawa), angen-angen lan budi. Iku kang minangka embanan panuksmaning-Sun sumarambah ana ing dalem badaning manungsa.
4. Wejangan kayektening Pangeran amurba ciptane manungsa:
Sajatine Ingsun anata palenggahan parameyaning-Sun (baitul makmur) dumunung ana ing sirahing manungsa, kang ana sajroning sirah iku utek, kang gegandhengan ana ing antarane utek iku manik (telenging netra aran pramana), sajroning manik iku cipta (nalar), sajroning cipta iku budi, sajroning budi iku napsu (angen-angen), sajroning napsu iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sagunging kahanan.
5 Wejangan kayektening Pangeran amurba rasa pangrasaning manungsa:
Sajatine Ingsun anata palenggahan laranganing-Sun (baitul haram) dumunung ana dhadhaning manungsa, ing sajroning dhadha iku ati lan jantung, kang gegandhengan ing antarane ati lan jantung iku rasa pangrasa, ing sajroning rasa pangrasa iku budi, ing sajroning budi iku jinem (angen-angen, napsu), sajroning jinem iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sagunging kahanan.
6. Wejangan kayektening Pangeran amurba tuwuhing wiji uripe manungsa: Sajatine Ingsun anata palenggahan pasucianing-Sun (baitul kudus) kang dumunung ana kontholing (wadon: baganing) manungsa, kang ana ing sajroning konthol (wadon: baga) iku pringsilan (wadon: purana), kang ana ing antaraning pringsilan (wadon: purana) iku mani (wadon: reta), sajroning mani (wadon: reta) iku madi, sajroning madi iku wadi, sajroning wadi iku manikem, sajroning manikem iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sak liring tumitah, jumeneng dadi wiji kang piningit, tumurun mahanani sesotya kang dhingin kahanan kabeh maksih dumunung ana alaming wiji, laju manggon ana alam pambabaring wiji, laju tumurun ana alaming suksma, laju tumurun ana ing alam kang durung kahanan (alam kang ingaran upama), laju tumurun marang alam donya (alaming "manungsa urip"), iya iku sajatine warnaning-Sun.
7 Wejangan panetepan santosaning pangandel : Yaiku bubukaning kawruh "manunggaling kawula-gusti" sing amangsit pikukuh anggone bisa angandel (yakin) menawa urip kita pribadi kayektene rinasuk dening dzate Pangeran (Dzat Urip, Sejatining Urip). Pangeran iku ya "jumenenge urip kita pribadi sing sejati". Roroning atunggal, sing sinebut ya sing anebut. Dene pangertene utusan iku cahya kita pribadi, karana cahya kita iku dadi panengeraning Pangeran. Dununge mangkene: "Sayekti temen kabeh tumeka marang sira utusaning Pangeran metu saka awakira, mungguh utusan iku nyembadani barang saciptanira, yen angandel yekti antuk sih pangapuraning Pangeran". Menawa bisa nampa pituduh sing mangkene diarah awas ing panggalih, ya urip kita pribadi iki jumenenging nugraha lan kanugrahan. Nugraha iku gusti, kanugrahan iku kawula. Tunggal tanpa wangenan ana ing badan kita pribadi.
8 Wejangan paseksen : Yaiku wejangan jumenenge urip kita pribadi angakoni dadi "warganing Pangeran Kang Sejati" kinen aneksekake marang sanak sedulur kita, yaiku: bumi, langit, srengenge, rembulan, lintang, geni, angin, banyu, lan sakabehing dumadi kang gumelar ing jagad.
1 Wejangan pituduh wahananing Pangeran : Sajatine ora ana apa-apa, awit duk maksih awang-uwung durung ana sawiji-wiji, kang ana dhihin iku Ingsun, ora ana Pangeran nanging Ingsun sajatining kang urip luwih suci, anartani warna, aran, lan pakartining-Sun (dzat, sipat, asma, afngal).
2 Wejangan pambuka kahananing Pangeran : Satuhune Ingsun Pangeran Sejati, lan kawasa anitahake sawiji-wiji, dadi ana padha sanalika saka karsa lan pepesthening-Sun, ing kono kanyatahane gumelaring karsa lan pakartining-Sun kang dadi pratandha: Kang dhihin, Ingsun gumana ing dalem alam awang-uwung kang tanpa wiwitan tanpa wekasan, iya iku alaming-Sun kang maksih piningit. Kapindho, Ingsun anganakake cahya minangka panuksmaning-Sun dumunung ana ing alam pasenedaning-Sun. Kaping telu, Ingsun anganakake wawayangan minangka panuksma lan rahsaning-Sun, dumunung ana ing alam pambabaring wiji. Kaping pat, Ingsun anganakake suksma minangka dadi pratandha kauripaning-Sun, dumunung ana alaming herah. Kaping lima, Ingsun anganakake angen-angen kang uga dadi warnaning-Sun ana ing sajerone alam kang lagi kena kaupamakake. Kaping enem, Ingsun anganakake budi kang minangka kanyatahan pencaring angen-angen kang dumunung ana ing sajerone alaming badan alus. Kaping pitu, Ingsun anggelar warana (tabir) kang minangka kakandhangan paserenaning-Sun. Kasebut nem prakara ing ndhuwur mau tumitah ing donya, yaiku sejatining manungsa. (Dzat Urip kang ana ing manungsa.
3. Wejangan gegelaran kahananing Pangeran : Sajatining manungsa iku rahsaning-Sun, lan Ingsun iki rahsaning manungsa, karana Ingsun anitahake wiji kang cacamboran dadi saka karsa lan panguwasaning-Sun, yaiku sasamaning geni bumi angin lan banyu, Ingsun panjingi limang prakara, yaiku: cahya, cipta, suksma (nyawa), angen-angen lan budi. Iku kang minangka embanan panuksmaning-Sun sumarambah ana ing dalem badaning manungsa.
4. Wejangan kayektening Pangeran amurba ciptane manungsa:
Sajatine Ingsun anata palenggahan parameyaning-Sun (baitul makmur) dumunung ana ing sirahing manungsa, kang ana sajroning sirah iku utek, kang gegandhengan ana ing antarane utek iku manik (telenging netra aran pramana), sajroning manik iku cipta (nalar), sajroning cipta iku budi, sajroning budi iku napsu (angen-angen), sajroning napsu iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sagunging kahanan.
5 Wejangan kayektening Pangeran amurba rasa pangrasaning manungsa:
Sajatine Ingsun anata palenggahan laranganing-Sun (baitul haram) dumunung ana dhadhaning manungsa, ing sajroning dhadha iku ati lan jantung, kang gegandhengan ing antarane ati lan jantung iku rasa pangrasa, ing sajroning rasa pangrasa iku budi, ing sajroning budi iku jinem (angen-angen, napsu), sajroning jinem iku suksma, sajroning suksma iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sagunging kahanan.
6. Wejangan kayektening Pangeran amurba tuwuhing wiji uripe manungsa: Sajatine Ingsun anata palenggahan pasucianing-Sun (baitul kudus) kang dumunung ana kontholing (wadon: baganing) manungsa, kang ana ing sajroning konthol (wadon: baga) iku pringsilan (wadon: purana), kang ana ing antaraning pringsilan (wadon: purana) iku mani (wadon: reta), sajroning mani (wadon: reta) iku madi, sajroning madi iku wadi, sajroning wadi iku manikem, sajroning manikem iku rahsa, sajroning rahsa iku Ingsun. Ora ana Pangeran anging Ingsun, Sejatining Urip kang anglimputi sak liring tumitah, jumeneng dadi wiji kang piningit, tumurun mahanani sesotya kang dhingin kahanan kabeh maksih dumunung ana alaming wiji, laju manggon ana alam pambabaring wiji, laju tumurun ana alaming suksma, laju tumurun ana ing alam kang durung kahanan (alam kang ingaran upama), laju tumurun marang alam donya (alaming "manungsa urip"), iya iku sajatine warnaning-Sun.
7 Wejangan panetepan santosaning pangandel : Yaiku bubukaning kawruh "manunggaling kawula-gusti" sing amangsit pikukuh anggone bisa angandel (yakin) menawa urip kita pribadi kayektene rinasuk dening dzate Pangeran (Dzat Urip, Sejatining Urip). Pangeran iku ya "jumenenge urip kita pribadi sing sejati". Roroning atunggal, sing sinebut ya sing anebut. Dene pangertene utusan iku cahya kita pribadi, karana cahya kita iku dadi panengeraning Pangeran. Dununge mangkene: "Sayekti temen kabeh tumeka marang sira utusaning Pangeran metu saka awakira, mungguh utusan iku nyembadani barang saciptanira, yen angandel yekti antuk sih pangapuraning Pangeran". Menawa bisa nampa pituduh sing mangkene diarah awas ing panggalih, ya urip kita pribadi iki jumenenging nugraha lan kanugrahan. Nugraha iku gusti, kanugrahan iku kawula. Tunggal tanpa wangenan ana ing badan kita pribadi.
8 Wejangan paseksen : Yaiku wejangan jumenenge urip kita pribadi angakoni dadi "warganing Pangeran Kang Sejati" kinen aneksekake marang sanak sedulur kita, yaiku: bumi, langit, srengenge, rembulan, lintang, geni, angin, banyu, lan sakabehing dumadi kang gumelar ing jagad.
Nggoleki Sejatining Aku
Yang
dimaksud adalah mencari kesempurnanaan hidup, mencapai derajat yg mulia di sisi
Tuhan YME. Manunggaling kawulo marang gusti. Tinemu weruh sakdurunge dumadi. Jika
kalian bisa melihat diri kalian sendiri, disitulah aku berada. Jika kalian bisa
melihat aku, sesungguhnya kalian melihat kebenaran. Karena aku adalah kamu &
kamu adalah aku.
Cipto
dumunung ono ing pikiran kang wening
Karsa
dumunung ono ing kalbu kang resik
Rasa
dumunung ono ing roh kang suci
CIPTA KARSA RASA
Nyawiji
ngesti tunggal manjing dening dzat kang suci inggih meniko gusti kang murbeng
dumadi. Lebur warongko manjing curigo.
ENENG
ENING ENUNG
Patrap
madep mantep ngeningke cipto kunjuk dumateng gusti kang murbeng dumadi nyawiji
saliro lan rasa angukut cipto lan karsa anglampahi laku suci.
Tinemune....
Nuwuhaken
kawicaksanan urip ambeg paramanta manjing badan saliro saget nyumerepi padangin
jagad tinemu keslametane urip. Amergo
sejatining urip amung nembung dawuh soho anglampahi titahipun gusti. Dedalane
mawi biso rumongso nanging ora rumongso biso titah sakwantah kang mung sakdermo
nglakoni.
Tuesday, 9 April 2013
Diriku Tentang Rindu
aku seperti akar pohon berbunga
hanya bersembunyi di dalam tanah
yang menyerap rindu-rindu dari hujan
november 2012
hanya bersembunyi di dalam tanah
yang menyerap rindu-rindu dari hujan
november 2012
Prosa Kehidupan
masihkah kursi-kursi kayu yang berserakan itu
yang menjadi duduk mu dalam memburu ilmu
atau telah tergantikan kursi-kursi besi baja yang angkuh
masihkah bakaran telo-telo colongan di belakang sekolah
telo gosong yang kita nikmati angusnya, bersama
atau telah tergantikan oleh daging-daging panggang rasa spanyolan
semua hilang..
ahh tak masalah
memang semua tak bisa di salahkan
karena akupun juga merasakan
maaf..
memang seperti inilah hidup
pergilah, terbang yang jauh
bentangkan masa depanmu bersama cakrawala
aku ikhlas jika kau meninggalkanku
carilah yang jauh lebih baik dari diriku
dan ingatlah
sesungguhnya, Maha Pengasih dan Penyayang itu hanyalah Tuhanmu
bukan sahabat, bukan pula orang tua
mungkin mereka hanyalah orang-orang yang terpilih dan dijadikan pelantara untuk memberikan kasih sayang yang sesungguhnya
september 2012
yang menjadi duduk mu dalam memburu ilmu
atau telah tergantikan kursi-kursi besi baja yang angkuh
masihkah bakaran telo-telo colongan di belakang sekolah
telo gosong yang kita nikmati angusnya, bersama
atau telah tergantikan oleh daging-daging panggang rasa spanyolan
semua hilang..
ahh tak masalah
memang semua tak bisa di salahkan
karena akupun juga merasakan
maaf..
memang seperti inilah hidup
pergilah, terbang yang jauh
bentangkan masa depanmu bersama cakrawala
aku ikhlas jika kau meninggalkanku
carilah yang jauh lebih baik dari diriku
dan ingatlah
sesungguhnya, Maha Pengasih dan Penyayang itu hanyalah Tuhanmu
bukan sahabat, bukan pula orang tua
mungkin mereka hanyalah orang-orang yang terpilih dan dijadikan pelantara untuk memberikan kasih sayang yang sesungguhnya
september 2012
Dari Rembulan Untuk Matahari
aku tulis ini untuk mengenang namamu
ketika rembulan tak mampu lagi bertemu matahari
dalam satu garis lurus yang disebut gerhana
di dalam tulisanku ini kau adalah matahari
sinarmu adalah harapan bagi kami
seperti dijelaskan dalam buku-buku sekolah dasar
matahari adalah sumber energi yang terbesar di bumi
kau..sama saja
sumber energi kehidupan bagi kami
dalam suatu keluarga yang sering kami sebut CORO
apalah arti seorang Bondan Pangesthi
jika tak ada nama seperti yang kau miliki
karena rembulan tak mampu bersinar tanpa cahaya matahari
aku tulis ini untuk mengenang namamu
lalu tulisan ini aku bawa lari ke bukit-bukit yang terjal
di sana namamu menjelma menjadi telaga
air yang mengarak sungai-sungai kecil di hati
mengusap tubuh meluluhkan keangkuhan diri
terimakasih Ani, atas semuanya
maafkan kami bila sering membuatmu menangis
sebenarnya kami hanya ingin membantumu
semacam pembentukan mental
agar kau mampu hidup di dunia baru yang liar
di sela-sela tulisan ini tak lupa ku ucapkan selamat
kau telah menemukan jalan yang kau cari-cari
pesanku jangan pernah takut untuk mencoba
belajarlah dari setiap orang yang kau temui
karena semua orang adalah guru
dan semua tempat adalah sekolah
ku tutup tulisan ini dengan doa
semoga kau menemukan sukses di jalanmu ini
.....................
amin
juli 2012
ketika rembulan tak mampu lagi bertemu matahari
dalam satu garis lurus yang disebut gerhana
di dalam tulisanku ini kau adalah matahari
sinarmu adalah harapan bagi kami
seperti dijelaskan dalam buku-buku sekolah dasar
matahari adalah sumber energi yang terbesar di bumi
kau..sama saja
sumber energi kehidupan bagi kami
dalam suatu keluarga yang sering kami sebut CORO
apalah arti seorang Bondan Pangesthi
jika tak ada nama seperti yang kau miliki
karena rembulan tak mampu bersinar tanpa cahaya matahari
aku tulis ini untuk mengenang namamu
lalu tulisan ini aku bawa lari ke bukit-bukit yang terjal
di sana namamu menjelma menjadi telaga
air yang mengarak sungai-sungai kecil di hati
mengusap tubuh meluluhkan keangkuhan diri
terimakasih Ani, atas semuanya
maafkan kami bila sering membuatmu menangis
sebenarnya kami hanya ingin membantumu
semacam pembentukan mental
agar kau mampu hidup di dunia baru yang liar
di sela-sela tulisan ini tak lupa ku ucapkan selamat
kau telah menemukan jalan yang kau cari-cari
pesanku jangan pernah takut untuk mencoba
belajarlah dari setiap orang yang kau temui
karena semua orang adalah guru
dan semua tempat adalah sekolah
ku tutup tulisan ini dengan doa
semoga kau menemukan sukses di jalanmu ini
.....................
amin
juli 2012
Kepadamu Aku Bertanya
di dalam kamar yang gelap
lampu-lampu padam
cahaya bulan tak mampu menembus dinding yang tebal
di sini aku bertanya tanya
di manakah kamu semua?
semua lenyap terbawa mimpi-mimpi masa muda
di mana kamu semua?
apakah kamu bisa menjawab pertanyaanku?
mungkin kamu sudah menemukan dunia yang baru
dunia yang membosankan
yang membuat kamu lupa
masih ingatkah kamu?
bagaimanakah jawabmu?
kepadamu aku bertanya
juni 2012
lampu-lampu padam
cahaya bulan tak mampu menembus dinding yang tebal
di sini aku bertanya tanya
di manakah kamu semua?
semua lenyap terbawa mimpi-mimpi masa muda
di mana kamu semua?
apakah kamu bisa menjawab pertanyaanku?
mungkin kamu sudah menemukan dunia yang baru
dunia yang membosankan
yang membuat kamu lupa
masih ingatkah kamu?
bagaimanakah jawabmu?
kepadamu aku bertanya
juni 2012
Perjalanan Bersama Bajak Laut
tiba-tiba bayangku teringat pada sosok jack yang licik
kapten yang bodoh dengan topinya yang bau
kini sedang bersama kapal perangnya Coro the black pearl
kapal yang akan membawa kita pada gerbang kesuksesan
kapal tua tempat kita menghabiskan waktu bersama
dan kita adalah pelaut yang mencari peti emas
walau kita tdak tau kemana kapal ini akan melaju
karena kompas yang tak menunjukkan arah utara
tapi kita yakin kapal ini akan membawa kita pada kesuksesan
badai dan pusaran air,lautan ini seperti makhluk menakutkan
makhluk yang siap menelan orang-orang yang tak mempunyai pendirian
tak mempunyai tujuan dan cita-cita yang akan menjadi masa depan
akankah kalian akan bernasib sama
tertelan tragis oleh ombak kehidupan
kawan pelautku tentukanlah tujuan kalian
biarkan kapal ini yang mengantar kita
walau kini kita adalah awak kapal yang kecil
tapi aku yakin kita semua akan menjadi kapten kapal yang besar
dan siap mengarungi luasnya samudra
januari 2012
kapten yang bodoh dengan topinya yang bau
kini sedang bersama kapal perangnya Coro the black pearl
kapal yang akan membawa kita pada gerbang kesuksesan
kapal tua tempat kita menghabiskan waktu bersama
dan kita adalah pelaut yang mencari peti emas
walau kita tdak tau kemana kapal ini akan melaju
karena kompas yang tak menunjukkan arah utara
tapi kita yakin kapal ini akan membawa kita pada kesuksesan
badai dan pusaran air,lautan ini seperti makhluk menakutkan
makhluk yang siap menelan orang-orang yang tak mempunyai pendirian
tak mempunyai tujuan dan cita-cita yang akan menjadi masa depan
akankah kalian akan bernasib sama
tertelan tragis oleh ombak kehidupan
kawan pelautku tentukanlah tujuan kalian
biarkan kapal ini yang mengantar kita
walau kini kita adalah awak kapal yang kecil
tapi aku yakin kita semua akan menjadi kapten kapal yang besar
dan siap mengarungi luasnya samudra
januari 2012
Bait Penuh Suka Cita
akulah si bajak laut yang lucu
yang akan menculikmu
hanya untuk membuatmu tertawa
2011
yang akan menculikmu
hanya untuk membuatmu tertawa
2011
Monday, 8 April 2013
Upaya Untuk Menjaga Kebugaran Jasmani Dengan Olahraga
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Memang
tak dapat dipungkiri, perkembangan dan tuntutan zaman ini telah membawa kita
kepada era modernisasi. Dimana zaman sudah sangat modern dan perkembangan
teknologi sudah semakin maju. Semua kebutuhan manusia seakan telah terpenuhi.
Sehingga manusia tidak perlu lagi bersusah payah untuk memenuhi kebutuhannya.
Namun, di sini saya melihat perkembangan zaman ini membuat manusia jarang
sekali melakukan aktivitas jasmani dan berolahraga karena semua telah
tergantikan dan dipermudah oleh teknologi. Kita dapat melihat di lingkungan
sekitar kita. Di UNY ini misalnya, saya sudah jarang sekali melihat mahasiswa yang
berangkat ke kampus dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Kebanyakan
dari mereka telah menggunakan kendaraan
bermotor karena dianggap lebih nyaman, dapat mempersingkat waktu dan tidak
membuat lelah. Contoh lagi, di gedung LPPMP saya melihat ada tangga manual dan
lift untuk naik ke lantai atas. Ketika kita dihadapkan dengan dua pilihan yaitu
antara menggunakan tangga manual atau menggunakan lift, pasti kita akan memilih
menggunakan lift karena lebih nyaman, cepat dan tidak membuat lelah. Padahal dengan
bersepeda, berjalan kaki ke kampus atau menaiki tangga manual, kita sudah melakukan
aktivitas jasmani. Hal-hal kecil semacam itu bisa membuat jasmani kita tetap
bugar jika dilakukan berulang-ulang kali setiap harinya. Melakukan aktivitas
jasmani tidak harus dengan olahraga yang berat. Aktivitas jasmani bisa
dilakukan dengan hal-hal yang tak bisa terlepas dari kehidupan kita sehari-hari
yaitu; jalan, lari, lempar dan lompat.
B.
Rumusan Masalah
1. Terkait dengan latar
belakang tersebut, bagaimana sikap kita dalam menyikapi perkembangan dan
tuntutan zaman agar jasmani kita tetap bugar?
C.
Pembahasan
Dalam menjalankan aktivitas yang padat
dalam keseharian kita, kita perlu menjaga kesehatan kita agar tetap sehat dan
bugar jasmani maupun rohani. Saat kita sudah merasa sehat, maka kita cenderung
akan melupakan tentang menjaga kesehatan kita. Kesehatan itu sangatlah penting,
banyak orang yang telah menghabiskan uang jutaan rupiah karena menginginkan
kesehatannya. Kebugaran adalah potensi besar yang hars dimiliki oleh setiap orang
agar dapat beraktivitas dengan maksimal. Bagaimana mungkin akan mencapai hasil
yang maksimal jika kita mudah lelah dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
kita. Menurut Depdikbud
(1997: 4), kebugaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kemampuan dan
kesanggupan fisik seseorang untuk melaksanakan tugasnya sehari-hari secara efisien
dan efektif dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti, dan masih memiliki tenaga cadangan untuk melaksanakan aktivitas
lainnya. Sedangkan menurut Engkos Kosasih (1985: 10), kebugaran jasmani adalah
suatu keadaan seseorang yang mempunyai kekuatan (strength), kemampuan
(ability), kesanggupan, dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan
efisien tanpa kelelahan.
Di era modernisasi ini, semua
pekerjaan dan kebutuhan manusia telah terpenuhi dengan adanya teknologi yang
sudah sangat maju. Semua itu memang tak bisa dipungkiri lagi karena kita juga
harus selalu mengikuti perkembangan zaman. Namun bukan berarti manusia sudah
tidak harus melakukan aktivitas-aktivitas jasmani dan olahraga karena semua
telah dipermudah oleh teknologi. Kita harus sadar betul akan pentingnya
kebugaran jasmani bagi tubuh kita. Kita harus pandai-pandainya menyikapi
perkembangan dan tuntutan zaman ini demi kebugaran jasmani kita. Di zaman yang
serba modern ini, perkembangan teknologi secara tidak langsung akan mengurangi
tingkat kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran sangat berpengaruh terhadap
kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Memang,
saya yakin bahwa semua mahasiswa di FIK ini mempunyai tingkat kesehatan jasmani
yang bugar. Tapi coba kita lihat di lingkungan fakultas-fakultas lain di UNY
ini. Apakah mereka juga mempunyai kebugaran jasmani seperti kita. Inilah yang
perlu diperhatikan. Banyaknya kegiatan yang padat membuat para mahasiswa lupa
akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani maupun rohani mereka, mereka terlalu
sibuk dengan aktivitas mereka sebagai mahasiswa sehingga mengesampingkan
hal-hal tersebut. Seorang pakar kesehatan di Amerika Serikat
menyatakan bahwa yang tidak berolahraga sama bahayanya dengan merokok. Lau
bagaimana
dengan orang-orang yang merokok, dan tidak pernah berolahraga. Kita harus bisa mengimbangi semua
aktivitas sehari-hari dengan berolahraga. Untuk menjaga agar
seseorang tetap memiliki tingkat kesehatan jasmani yang bugar, salah satu
bentuk aktivitas yang dapat dilakukan adalah berolahraga. Olahraga adalah salah
satu kegiatan yang dapat membawa manusia untuk menyehatkan jasmani maupun
rohaninya. Kegiatan olahraga dapat dilakukan dimana saja, di luar ruangan (out
door) ataupun di dalam ruangan (in door). Sebenarnya di UNY ini juga sudah melakukan
kegiatan senam rutin setiap hari jumat pagi. Kegiatan semacam ini sangat bermanfaat
untuk menjaga kebugaran jasmani seseorang. Tetapi, seperti yang dikatakan Pak
Margono pada perkuliahan minggu lalu, ''sudah hanya dilakukan seminggu sekali,
senamnya disambi ngrumpi''. Inilah yang membuat kegiatan
seperti ini menjadi tidak efektif dan tidak efisien. Untuk menyikapi semua itu,
kita harus melakukan gerak olahraga di waktu senggang. Seperti, jalan-jalan di
pagi hari, bersepeda di sore hari dan sebagainya. Jika kegiatan semacam ini
dilakukan secra rutin, kebugaran jasmani kita akan selalu terjaga dengan baik.
Kita harus pandai-pandainya mengatur waktu dan meluangkannya demi kesehatn dan
kebugaran jasmani kita. Sebenarnya,
semua tergantung pada diri kita masing-masing, Apakah kita sadar akan
pentingnya kebugaran jasmani atau tidak.
D.
Penutup
1. Kesimpulan
Pada zaman modernisasi ini manusia dituntut untuk selalu
manjaga kesehatan jasmaninya dengan melakukan aktivitas jasmani dan
berolahraga. Karena pada era modern ini, manusia selalu melakukan aktivitas
yang padat. Jangan sampai kita diperbudak oleh perkembangan teknologi dan
informasi yang sudah sangat maju ini. Kita harus sadar bahwa kebugaran jasmani
itu sangat penting agar dapat melakukan aktivitas secara optimal. Agar badan
kita tetap sehat baik jasmani maupun rohani maka yang harus kita lakukan adalah
dengan menjaga kesehatan tubuh kita dengan sebaik-baiknya di dalam padatnya aktivitas
yang kita lakukan sehari-hari. Kita harus pandai-pandai mengatur waktu dan
meluangkannya untuk melakukan olahraga secara rutin.
2. Saran
Selain hal-hal tersebut, saya ingin memasukkan usulan di
dalam karya ini. Saya mempunyai gagasan mengenai kegiatan untuk menjaga
kebugaran jasmani mahasiswa UNY. Saya mengusulkan untuk diadakannya program sehari
bike to kampus, jadi disini semua
mahasiswa yang pergi ke kampus tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor.
Mereka bisa menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Sebenarnya saya melihat
kebanyakan dari mahasiswa UNY ini bertempat tinggal atau kos yang tidak jauh
dari lingkungan kampus. Itu adalah jarak yang masih terjangkau jika menggunakan
sepeda atau berjalan kaki tetapi mereka masih memilih sepeda motor yang
dianggap lebih cepat dan tidak membuat lelah. Dan untuk yang bertempat tinggal
di luar kota, mereka harus menuntun kendaraannya dari depan kampus sampai ke
tempat parkiran. Walau hanya sehari dalam satu minggu, tetapi jika program ini
berjalan terus dengan lancar, ini akan sedikit membantu kita untuk tetap
menjaga kebugaran jasmani kita.
3. Daftar Pustaka
Depdikbud.
1997. Kebugaran Jasmani. Artikel.
Diakses dari http://id.shvoong.com/social-science/education/2239774-penjelasan-mengenai-kebugaran-jasmani/#ixzz2ON8iEno
Kosasih,
Engkos. 1985. Kebugaran
Jasmani. Artikel. Diakses dari http://id.shvoong.com/social-science/education/2239774-penjelasan-mengenai-kebugaran-jasmani/#ixzz2ON8iEno
http:
www.wordpress.com
http: www.wikipedia.or.id
Thursday, 4 April 2013
Rindu Yang Miskin Waktu
dalam rindu yang miskin waktu
aku menjelma menjadi kata-kata pengantar tidurmu
lalu, aku menjadi bunga-bunga malammu
indah berbonga-bonga di dalam hati
sedang hati sendiri menjadi cinta
yang berbonga-bonga indah pada bunga malamku
menjelma menjadi kata-kata pengantar tidurku
olehmu yang miskin waktu
2013
aku menjelma menjadi kata-kata pengantar tidurmu
lalu, aku menjadi bunga-bunga malammu
indah berbonga-bonga di dalam hati
sedang hati sendiri menjadi cinta
yang berbonga-bonga indah pada bunga malamku
menjelma menjadi kata-kata pengantar tidurku
olehmu yang miskin waktu
2013
Subscribe to:
Posts (Atom)